REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Staf Khusus Presiden Aminuddin Ma'ruf mengatakan kepemimpinan Gus Yahya sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) cukup progresif dalam melibatkan para tokoh perempuan atau "Ibu Nyai" di tubuh kepengurusan.
"Para 'Bu Nyai' yang tampil di kepengurusan Kiai Miftahul Akhyar (Rais Aam PBNU) dan Gus Yahya akan memberikan warna dan peran positif dalam perjalanan kepengurusan NU ke depan.
Apalagi banyak nama-nama seperti Nyai Shinta Abdurrahman Wahid, Nyai Hj Nafisah Ali Maksum sampai dengan Nyai Hj Khofifah Indar Parawansa sudah membuktikan kesuksesan menjadi pemimpin," kata Aminuddin dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (13/1/2022).
Dia mengatakan PBNU akan semakin inklusif dengan mengakomodasi para tokoh perempuan berpengaruh untuk tampil di kepengurusan. Kebijakan itu patut diapresiasi karena isu-isu perempuan seperti kesetaraan gender atau pemberdayaan perempuan tidak hanya menjadi isu global tetapi juga menjadi isu sentral di dunia.
Gus Yahya, atau KH Yahya Cholil Staquf, ujar Aminuddin, sangat responsif dengan persoalan mutakhir yang bersinggungan dengan kepentingan untuk menjaga martabat perempuan.
"Mengingat isu mutakhir domestik sangat bersinggungan dengan perempuan, mulai dengan isu kekerasan terhadap perempuan sampai dengan pemberdayaan ekonomi perempuan," ujarnya.
Menurut Aminuddin, ijtihad Gus Yahya ini memberikan semangat bagi para santriwati dan pemudi NU bahwa mereka juga berpotensi untuk tampil di ruang publik.
Hal ini penting dan strategis karena akan memberikan inspirasi dan harapan bagi santriwati dan pemudi NU untuk terus berkarya tanpa ada lagi sekat dan bias gender.
Aminuddin optimistis dengan masuknya para "Bu Nyai" di kepengurusan NU akan menjadikan NU sebagai episentrum pembangunan SDM NU yang berkualitas serta NU sebagai episentrum pembangunan dan pemberdayaan ekonomi perempuan.