Rabu 12 Jan 2022 13:35 WIB

Mengejutkan, Badan Amal AS Sumbang 100 Juta Dolar untuk Kelompok Anti-Muslim

Kelompok anti-Muslim AS didanai dengan baik.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Sejumlah umat Muslim melaksanakan shalat tarawih di Pusat Komunitas Muslim Chicago, Senin (12/4). Umat Muslim di AS tergolong multietnis dan nasionalitas. Tercatat jumlah umat Muslim Chicago mencapai angka 350 ribu jiwa atau lima persen dari populasi. Terdapat pula penganut Islam yang merupakan warga kulit putih AS dan Hispanik (keturunan latin). Namun, sejak lama Chicago terkenal sebagai wilayah konsentrasi kaum Muslim Afro-Amerika. Meski berbeda bahasa, adat maupun budaya, akan tetapi dalam beberapa kesempatan, terutama pada ibadah shalat serta aktivitas Ramadhan, satu sama lain akan menanggalkan perbedaan untuk bersatu di bawah panji kitab suci Alquran dan sunnah Nabi. Umat Muslim Chicago benar-benar menikmati perbedaan yang ada dan mempererat tali ukhuwah di saat bersamaan. (AP Photo/Shafkat Anowar). Mengejutkan, Badan Amal AS Sumbang 100 Juta Dolar untuk Kelompok Anti-Muslim
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sebuah laporan baru menyebutkan Badan Amal Amerika Serikat telah menyalurkan 105 juta dolar (Rp 1,5 triliun) kepada kelompok anti-Muslim. Laporan ini tentu saja mengejutkan Muslim Amerika.

“Hampir tiga lusin badan amal dan yayasan menyalurkan lebih dari 105 juta dolar ke organisasi anti-Muslim,” menurut sebuah laporan baru oleh kelompok hak-hak sipil Muslim utama AS dilansir dari Middle East Eye, Rabu (12/1/2022).

Baca Juga

Laporan tersebut diterbitkan pada Selasa (11/1/2022) oleh Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR). Dalam laporan dituliskan antara 2017 dan 2019, sebanyak 35 lembaga amal dan yayasan terbesar yang ditinjaunya telah memberikan 105 juta dolar ke dalam jaringan 26 kelompok yang telah diketahui menjajakan sentimen anti-Muslim.

"Maka tidak heran lagi kalau jaringan Islamofobia tetap hiperaktif karena didanai dengan baik," kata koordinator penelitian dan advokasi nasional CAIR Huzaifa Shabaz.

“Hari ini, lebih dari sebelumnya, komunitas filantropis harus menetapkan kebijakan yang jelas untuk mencegah dana masuk ke kelompok kebencian dan menerapkan inisiatif pendidikan bagi staf dan anggota dewan untuk membantu mereka memahami tingkat kefanatikan anti-Muslim,” ujar dia.

Data keuangan diperoleh melalui masing-masing lembaga amal dan dokumen pajak yayasan yang tersedia untuk umum, untuk 2017, 2018, dan 2019. Salah satu organisasi yang disebutkan dalam laporan CAIR, Fidelity Charitable mengatakan hibahnya direkomendasikan oleh donor yang memiliki rekening dana yang disarankan donor di Fidelity Charitable.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement