REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat pada Rabu (29/12) menunjuk seorang utusan untuk membela hak-hak perempuan Afghanistan. AS meningkatkan upaya di saat Taliban menggerakkan pembatasan.
AS menunjuk Rina Amiri, seorang ahli mediasi AS kelahiran Afghanistan yang bertugas di Departemen Luar Negeri di bawah mantan presiden Barack Obama. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengumumkan Amiri akan mengambil peran sebagai utusan khusus untuk perempuan, anak perempuan, dan hak asasi manusia Afghanistan.
Beberapa bulan setelah Amerika Serikat mengakhiri perang 20 tahun di Afghanistan, Blinken mengatakan Amiri akan membahas masalah-masalah yang sangat penting baginya dan pemerintahan Presiden Joe Biden lainnya. "Kami menginginkan Afghanistan yang damai, stabil dan aman, di mana semua warga Afghanistan dapat hidup dan berkembang dalam inklusivitas politik, ekonomi dan sosial," kata Blinken dalam sebuah pernyataan, dilansir di The New Arab, Kamis (30/12).
Taliban memberlakukan atribut Islam ultra-keras di Afghanistan selama rezim mereka berkuasa pada 1996-2001, termasuk melarang perempuan bekerja dan anak perempuan dari pendidikan. Namun, rezim Taliban kemudian digulingkan oleh invasi AS.
Meskipun Taliban berjanji untuk bertindak berbeda setelah kembali mengambil alih Afghanistan pada Agustus lalu, namun banyak perempuan masih dilarang kembali bekerja. Sebagian besar anak perempuan terputus dari sekolah menengah.