REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas memastikan pemerintah profesional melayani semua agama yang ada di Indonesia. Menurutnya, Indonesia tidak hanya memiliki satu agama dan budaya, tetapi memiliki kepercayaan lain yang perlu dilayani secara proporsional dan profesional.
“Pemerintah melayani semua agama secara proporsional dan profesional,” kata Yaqut saat membuka agenda Internasional Conference On Islam and Human Rights, Jumat (10).
Yaqut mengatakan Indonesia memiliki ragam agama dan budaya sehingga tak bisa dipungkiri menimbulkan banyak persoalan di masyarakat. Meski demikian, pemerintah mampu mengatasi persoalan ini.
"Namun, dengan berbagai masalah, keharmonisan di Indonesia tetap utuh," tegasnya.
Yaqut menyampaikan, berdasarkan data nasional analisis survei, indeks keharmonisan masyarakat memiliki nilai yang baik. Terutama pada 2021, keharmonisan, toleransi, kesetaraan dan kerja sama tetap terjaga dengan baik.
"Tahun 2021 indeks keharmonisan Indonesia ditinjau dari tiga aspek, yaitu toleransi, kesetaraan dan kerja sama," katanya.
Yaqut menyinggung masalah yang terjadi pada masyarakat Indonesia, salah satu contohnya adalah di mana ada satu kelompok yang menganggap dirinya benar dan orang lain salah. Meski demikian masalah itu tetap masih bisa ditangani dengan baik.
"Salah satunya, pemikiran keras dari masyarakat yang mengklaim diri mereka benar dan menyalahkan lainnya dengan tujuan merusak keharmonisan umat beragama," katanya.
Pada kesempatan ini, Yaqut mendukung terpenuhinya hak asasi manusia di Indonesia melalui Internasional Conference On Islam and Human Rights yang diselenggarakan oleh Komnas HAM RI. Kegiatan ini bertepatan dengan peringatan hari hak asasi manusia sedunia yang diselenggarakan setiap 10 Desember.
"Kami mendukung dan memastikan kesetaraan hak asasi manusia tercapai," katanya.