Rabu 01 Dec 2021 14:36 WIB

Organisasi Melayu/Muslim Singapura Bantu Napi Berbenah

Relawan organisasi Melayu/Muslim merekam cerita untuk anak narapidana.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Organisasi Melayu/Muslim Singapura Bantu Napi Berbenah
Organisasi Melayu/Muslim Singapura Bantu Napi Berbenah

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Setiap pekan, relawan dari organisasi nirlaba New Life Stories mengunjungi para narapidana yang memiliki anak untuk merekam dan membaca cerita. Bacaan itu nantinya akan diberikan kepada anak-anak mereka di rumah. 

Kelompok yang terdiri dari jaringan 25 organisasi Melayu/Muslim ini memberikan layanan seperti konseling, rehabilitasi, dan bantuan setelah masa tahanan. Organisasi ini mengaku akan mendukung narapidana, mantan napi, dan keluarga mereka. 

Baca Juga

Jaringan ini diluncurkan oleh tiga organisasi utama yang melayani komunitas Melayu/Muslim, yakni Mendaki, Muis (Dewan Agama Islam Singapura) dan Mesra (Dewan Komite Eksekutif Aktivitas Melayu Asosiasi Rakyat), yang secara kolektif dikenal sebagai M³. Tindakan Ini juga didukung oleh Kementerian Dalam Negeri dan 11 kota M³. 

Berbicara pada peluncuran pada Selasa, Menteri Dalam Negeri Muhammad Faishal Ibrahim mengatakan jaringan ini menunjukkan kekuatan dan persatuan masyarakat untuk membantu pelanggar. “Peran mencegah pelanggaran dan pelanggaran ulang tidak mudah.  Tidak bisa dilakukan oleh satu atau dua organisasi saja. Perlu dukungan kuat dari keluarga dan mitra masyarakat,” katanya dilansir dari The Straits Times, Selasa (30/11).

“Sekarang kita perlu fokus untuk memperkuat kerja sama dan upaya kita agar efektif dalam mencegah pelanggaran,” tambahnya.

Direktur Eksekutif New Life Stories Saleemah Ismail mengatakan organisasi Melayu/Muslim memiliki konteks untuk peka secara budaya dan memahami berbagai faktor yang menyebabkan penahanan. Jadi, penting bahwa mereka melangkah untuk melayani komunitas individu yang rentan ini.

“Kita harus duduk di bersama untuk mengarahkan narasi komunitas kita. Penting bagi organisasi Melayu/Muslim untuk berada di posisi kepemimpinan di tingkat nasional untuk mengatasi kerugian sosial antargenerasi dari penahanan,” tambahnya.

Sejak April, anggota organisasi dalam jaringan telah berdiskusi dan fokus membahas cara meningkatkan dukungan bagi penerima manfaat. Mereka belajar bahwa dukungan terkoordinasi untuk keluarga kurang mampu, dan sumber daya belum dimanfaatkan atau kurang dimanfaatkan. Kolaborasi dan jaringan yang lebih besar diperlukan untuk membantu pelanggar dan mencegah pelanggaran kembali.

“Jejaring seperti ini penting. Jika kami mengetahui residen tertentu membutuhkan konseling untuk masalah tertentu, kami dapat memanfaatkan sumber daya dari mitra yang berbeda untuk segera mendapatkan bantuannya," kata Ketua Rumah Singgah Jamiyah Isa Hassan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement