REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Uni Emirat Arab (UEA) mulai membangun pabrik hidrogen hijau pertama di Timur Tengah untuk mengurangi ketergantungan negara terhadap bahan bakar fosil. Hal ini disampaikan Menteri Energi UEA Suhail Al Mazrouei yang berbicara di pameran internasional Expo 2020 di Dubai.
Dilansir dari Al Araby, Rabu (24/11), Al Mazrouei tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang rencana tersebut. Termasuk di mana pabrik hidrogen tersebut akan dibangun dan kapan akan mulai beroperasi.
"UEA bertujuan menangkap 25 persen dari pasar bahan bakar hidrogen global pada 2030 dan melaksanakan lebih dari tujuh proyek hidrogen ambisius, menargetkan pasar ekspor utama termasuk Jepang, Korea Selatan, Jerman dan India," kantor berita negara WAM melaporkan pekan lalu.
UEA juga memiliki rencana mencapai emisi karbon nol bersih pada 2050, dan akan mengawasi investasi 600 miliar dirham (163 miliar dolar) dalam energi terbarukan. Saat ditanyakan mengenai rencana AS melepaskan cadangan minyak darurat untuk mendinginkan harga energi yang melonjak, Al Mazrouei mengatakan UEA melihatnya "tidak masuk akal" dalam meningkatkan kontribusinya sendiri ke pasar global saat ini.
Menurut Al Mazrouei, data teknis yang dikumpulkan menjelang pertemuan OPEC+ mendatang pada Desember menunjukkan surplus minyak pada kuartal pertama 2022."Juga tidak perlu khawatir tentang pasokan pada kuartal kedua tahun 2022," tambahnya.