Kamis 18 Nov 2021 02:25 WIB

Kerukunan Umat Beragama di Bali Sejak Zaman Kerajaan

Kerukunan dapat tetap terjaga berkat peran tokoh-tokoh agama di Bali

Rep: Fuji E Permana/ Red: Gita Amanda
Umat Hindu melaksanakan persembahyangan Hari Raya Galungan di Pura Puseh Desa Adat Kedisan, Jembrana, Bali, (ilustrasi).
Foto:

Profesor Sudiana yang juga Penasihat FKUB Bali mengungkapkan, silaturahmi antarumat beragama di Bali terus terjaga sejak zaman dulu hingga sekarang.

Sebagai gambaran kerukunan umat beragama, dia mengatakan, sampai sekarang tempat ibadah umat Hindu, Islam dan agama lain berdekatan di beberapa wilayah di Bali. Banyak juga rumah ibadah Islam dan Hindu berukuran kecil yang saling berdekatan di berbagai daerah.

Ia mengatakan, silaturahmi juga terjalin di acara-acara adat atau keagamaan. Karena antarumat beragama saling menghadiri acara tersebut. Selain itu, para tokoh agama-agama juga sering memiliki pandangan yang sama dalam berbagai kegiatan formal.

"Secara keumatan belum ada masalah, semoga jangan ada masalah, tinggal bagaimana kita memelihara (kerukunan di Bali) selanjutnya," ujarnya.

Harapan tokoh agama

Profesor Sudiana menambahkan, untuk dapat terus merawat dan menjaga kerukunan di Bali, diharapkan pemerintah dan tokoh agama-agama tidak boleh renggang. Harus selalu menjalin komunikasi yang baik dan saling menghargai satu sama lain.

Ia berharap kepada pemerintah pusat dan daerah agar lebih sering melakukan pertemuan-pertemuan atau silaturahmi bersama majelis agama-agama di Bali. Diharapkan juga pemerintah lebih memperhatikan forum umat beragama di Bali, agar forum ini lebih bisa memberikan jaminan kerukunan bagi masyarakat.  

"Jadi perhatiannya tidak hanya perhatian berupa saran-saran, imbauan-imbauan, tapi juga mungkin perlu ada fasilitas yang diberikan untuk lembaga (lembaga agama-agama dan lembaga forum kerukunan)," jelasnya.

Menurutnya, dukungan pemerintah terhadap majelis-majelis agama dan FKUB penting. Agar mereka semakin percaya diri melaksanakan tugasnya dalam memberikan pencerahan kepada umatnya. Demi menjaga kerukunan, keharmonisan, silaturahmi dan persaudaraan.

Ia menambahkan, khusus untuk umat beragama harus mau bersama-sama merevitalisasi tradisi kearifan lokal yang bisa membuat umat beragama menjadi semakin rukun dan dekat karena merasa bersaudara. Sebab perasaan persaudaraan itu menjadi kunci kerukunan.

"Kita dalam satu naungan NKRI, Pancasila, UUD 1945, dalam satu negara Republika Indonesia ini tidak boleh ada konflik apalagi konflik agama, karena semua agama menuntun umatnya ke jalan yang baik dan benar," ujar Profesor Sudiana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement