Senin 15 Nov 2021 11:51 WIB

Kesetaraan Gender dalam Islam dan Perspektif Al Washliyah

Perempuan masih kerap dianggap sebagai objek dan bukan aktor

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Nashih Nashrullah
Perempuan masih kerap dianggap sebagai objek dan bukan aktor. Ilustrasi Muslimah
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Islam dengan misinya ingin menghadirkan dunia yang penuh rahmat bagi semua, termasuk kelompok lemah dan rentan dilemahkan seperti perempuan. 

"Sejarah panjang perperangan antarbangsa, penjajahan dan perbudakan, memperlakukan manusia tidak beradab, termasuk perempuan. Mereka diperlakukan tidak beradab, hanya karena berjenis kelamin perempuan," ujar dosen Pascasarjana Prodi Ilmu Alquran dan Tafsir (IAT) Perguruan Tinggi Ilmu Alquran (PTIQ) Jakarta Indonesia, Nur Rofiah dalam webinar yang dilaksanakan secara daring, Ahad (14/11). 

Baca Juga

Webinar dengan tema “Gender Partisipatif dan Pemberdayaan Umat” ini digelar PP Muslimat Al Washliyah dalam rangka merayakan hari lahir ke-86.    Ia menyebut beberapa praktik yang tidak beradab ini masih berjalan sampai sekarang di beberapa wilayah dunia. Perlakuan-perlakuan ini juga tertulis dalam beberapa ayat Alquran, meski tidak secara gamblang. 

Ketidakadilan yang muncul dan terjadi ini merupakan pengaruh dari kepemimpinan atau keadaan yang dzalim. Dalam kondisi ini, pihak yang lemah dan rentan dilemahkan mesti tunduk mutlak pada pihak yang kuat. 

Misi Islam disebut memiliki cita-cita tertinggi, yaitu mewujudkan dunia yang menjadi rahmat dan anugrah bagi semesta, termasuk dhuafa dan yang rentan dilemahkan. 

Agama Islam menegaskan kemanusiaan perempuan, utamanya dalam Al Hujurat ayat 13: 

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Mahamengetahui lagi Mahamengenal.”   

Dia mengatakan, sampai hari ini, kita punya kesadaran bahwa perempuan, seperti juga laki-laki, adalah manusia. Namun, kemanusiaan pada zaman dulu sebatas dianggap sebagai makhluk fisik, dimana laki-laki dipandang masyarakat jahiliyah sebagai makhluk ekonomi dan perempuan sebagai makhluk seksual atau objek seksual. 

Sumber: Sempat Kembali Ateis, Mualaf Adam Takjub Pembuktian Alquran

 

Rofiah lantas menyebut, dalam Islam, manusia tidak hanya dipandang sebagai makhluk fisik tetapi juga makhluk intelektual dan spiritual. 

Di samping persamaan kodratnya manusia yaitu berakal dan berhati nurani, dalam mewujudkan kemaslahatan dalam kehidupan penting untuk mempertimbangkan perbedaannya.

Rofiah mengatakan, perbedaan laki-laki dan perempuan ada dalam pengalaman biologis, yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta pengalaman sosial.  

Bentuk sejarah dari pengalaman sosial perempuan...

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement