Rabu 10 Nov 2021 14:37 WIB

Nigeria Butuh Reformasi Penetrasi Keuangan Islam

Persepsi keuangan Islam hanya untuk Muslim jadi kelemahan dalam mengembangkannya.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Nigeria Butuh Reformasi Penetrasi Keuangan Islam. Ilustrasi Keuangan Islam / Keuangan Muslim
Foto: MGROL100
Nigeria Butuh Reformasi Penetrasi Keuangan Islam. Ilustrasi Keuangan Islam / Keuangan Muslim

REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA -- Menteri Keuangan Nigeria Zainab Ahmed menyatakan, Nigeria membutuhkan reformasi sektor keuangan yang signifikan untuk pertumbuhan berkelanjutan dan penetrasi keuangan Islam. Hal ini diperlukan untuk memberikan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Dia melanjutkan, meski ada potensi besar pembiayaan syariah untuk mendorong ekonomi yang lebih kompetitif, sektor keuangan Nigeria tertinggal dalam mengadopsi pembiayaan syariah di pasar keuangannya. Padahal instrumen keuangan Islam seperti sukuk telah berperan dalam menutup kesenjangan infrastruktur di negaranya.

Baca Juga

"Yaitu dengan mempromosikan investasi di sektor ekonomi penting seperti perawatan kesehatan, pendidikan dan transportasi," kata dia dalam Konferensi Internasional Afrika ke-5 tentang Keuangan Islam, dilansir di The Cable, Rabu (9/11).

Ahmed juga menyampaikan, aset dan komponen pembagian risiko dari struktur keuangan Islam membantu meningkatkan stabilitas sektor keuangan dan menjadikannya sesuai bagi kemitraan publik-swasta infrastruktur. Menurutnya, keterlibatan pemain kunci dalam mencapai efisiensi dalam jaringan keuangan Islam sangat penting untuk meningkatkan ekonomi global.

Dia juga mengingatkan, saat ini persepsi keuangan Islam semata-mata untuk umat Islam adalah kelemahan utama dalam mengembangkannya. "Akibatnya, pelibatan pemangku kepentingan menjadi penting untuk meningkatkan kesehatan dan efisiensi dalam sistem keuangan kita pada keuangan Islam, jika kita ingin membangun ekonomi yang kompetitif secara global," tambahnya.

Sementara itu, Muhammad Sanusi II, Emir ke-14 Kano, menekankan kecenderungan pembiayaan syariah untuk memberikan akuntabilitas yang menyeluruh menjadikannya sebagai cetak biru yang lebih berkelanjutan untuk mencapai pembangunan sektoral.

"Ketika pemerintah menerbitkan obligasi di pasar modal, investor hanya menantikan untuk mendapatkan bunga dan modal mereka, dan mudah untuk melacak uang dan ke mana perginya. Tapi dengan sukuk, bisa diketahui persis uangnya akan digunakan untuk apa," ujarnya.

Dia mengatakan, secara keseluruhan, keuangan Islam memberikan alternatif yang kuat untuk mobilisasi sumber daya dan alokasi sumber daya yang adil dan merata yang dapat membantu mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

Namun, yang penting untuk pengembangan pasar keuangan Islam adalah adanya kerangka hukum dan peraturan yang efektif untuk menyediakan lingkungan yang memungkinkan yang akan menciptakan lapangan bermain yang setara, dan menegakkan legalitas kontrak keuangan Islam dan memastikan kepatuhan syariah.

Sanusi pun membantah klaim pembiayaan Islam adalah alat untuk mengislamkan Nigeria. Dia menekankan bahwa tujuannya adalah untuk memperdalam inklusi keuangan dan mendorong pembangunan.

https://www.thecable.ng/zainab-ahmed-nigeria-needs-to-tap-into-2trn-islamic-finance-market-its-not-only-for-muslims

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement