Selasa 09 Nov 2021 05:55 WIB

Tertarik Alquran, Mualaf Yessy: Terdengar Meski Kamar Kedap

Mualaf Yessy mendengar lantunan Alquran dari kamar pembantu

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nashih Nashrullah
Mualaf Yessy mendengar lantunan Alquran dari kamar pembantu. Mualaf Yessy
Foto:

 

Siang itu, Yessy kecil berangkat ke toko buku terbesar di daerah Matraman, Jakarta. Pada rak bagian buku-buku agama, ia pun menemukan apa yang dicarinya. Setelah yakin bahwa kitab yang dipegangnya sama dengan yang dimiliki Zahra, Yessy kemudian membelinya. 

Sesampainya di rumah, Yessy terkejut. Sebab, tidak satu lembar pun dari buku tersebut yang dipahaminya. Tulisan di sana bukanlah yang biasa dibacanya. Yang ada, deretan huruf-huruf yang menyerupai mi. Hal itu lalu ditanyakannya kepada Mbak Zahra. 

“Memang tulisannya seperti itu. Ini namanya bahasa Arab. Jika ingin membacanya, harus belajar,” ucap Yessy menirukan jawaban pembantunya itu.   

Bulan Ramadhan tiba.Saking inginnya mengikuti Mbak Zahra, Yessy kecil ikut-ikutan berpuasa. Padahal, sang ART tidak menyuruhnya atau mengajaknya untuk itu.  

Saat Mbak Zahra sholat tarawih di masjid, Yessy diam-diam mengikuti. Agar ayah dan ibunya tidak menaruh curiga, ia izin kepada keduanya: hendak kerja kelompok bersama kawan-kawan. Cara itu berlangsung terus-menerus selama malam-malam Ramadhan. 

Baca juga: 4 Jalan Menuju Allah SWT Menurut Imam Syadzili 

Bahkan, Yessy juga ikut-ikutan berpuasa. Ini yang cukup mendebarkan. Sebab, puasa berarti menahan diri dari makan dan minum selama belasan jam. Hal itu dilakukannya secara diam-diam agar tidak diketahui kedua orang tua. 

Ketika ditawari makan siang, Yessy membawa makanan dan minumannya masuk ke dalam kamar. Sajian itu digeletakkannya di atas meja dan baru akan dimakannya ketika maghrib tiba. Saat sahur pun begitu. 

Pernah dirinya ketahuan bangun saat dini hari dan mencari makanan. Yessy hanya menjawab sekenanya, seperti tiba-tiba lapar, ingin makan. Berhari-hari, metode sembunyi-sembunyi beribadah islami ini dilakukannya. 

Pada akhirnya, siasat Yessy terbongkar. Kedua orang tuanya kemudian memecat Mbak Zahra. Sebab, sang ART dipandang telah memengaruhi putri mereka untuk berkenalan dan mengikuti ajaran Islam. 

Baca juga: Nasihat KH Mashum Sufyan Supaya Tiru Filosofi Beras 

Yessy kehilangan pembimbingnya, ia tak lagi memiliki orang untuk bertanya-tanya. Bersyukur ia saat itu menempuh pendidikan menengah di sekolah negeri. 

Pada masa itu, kurikulum agama hanya meruangkan pelajaran agama Islam. Alhasil, murid- murid yang non-Muslim diperbolehkan untuk meninggalkan kelas selama pelajaran tersebut berlangsung. Mereka diarahkan untuk belajar mandiri di perpustakaan. Akan tetapi, Yessy muda menolak untuk pergi dari kelas. Ia pun mengikuti jalannya pembelajaran agama Islam hingga usai kelas.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement