REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Sebagai generasi yang hidup di era digitalisasi, anak-anak muda, atau akrab disebut generasi milenial, sangat berpeluang menjadi pelopor-pelopor gerakan kebaikan.
Islamic Social Finance Specialist PBB, Gereget Kalla Buana, mengatakan kemudahan teknologi dan tingginya peluang untuk mengeksplor bakat dan menyebarluaskannya, dapat menjadi keuntungan juga kerugian bagi generasi muda.
“Maka dari itu, generasi muda sangat memerlukan bekal sebelum memantapkan diri sebagai pelopor kebaikan,” ujar lulusan magister Manejemen dan Keuangan Islam di Universitas Durham, Inggris itu.
Menurutnya, terdapat empat modal dasar yang diperlukan generasi muda untuk menjadi pelopor kebaikan. Pertama, melek digital, karena di era disrupsi digital ini, semua orang dapat menyebarkan konten apapun dengan sangat mudah, baik posotif maupun negatif.
“Maka self control sangat dibutuhkan disini,” sambung Gereget saat menyampaikan materi di diskusi virtual ‘Wake Up Wakaf 2021’ Dompet Dhuafa, Selasa (12/10).
Kedua, melek investasi. Investasi, Asisten Peneliti di Departemen Perbankan Syariah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) itu, bukan hanya berprospek pada keuntungan namun juga pemberian manfaat bagi masyarakat.
Dengan rutin berinvestasi, maka kemampuan untuk mandiri dan mampu mengelola keuangan dengan baik juga akan lebih mudah terbentuk.
Produk investasi, kata Gereget, bukan hanya seputar saham, reksadana ataupun obligasi. Karena banyak sekali produk investasi berbasis syariah yang memiliki prospek sebagai passive income untuk akhirat, salah satunya wakaf. Selain lebih fleksibel dibanding zakat, wakaf juga memiliki daya guna berkelanjutan sehingga sangat cocok sebagai tabungan amal jariyah.
Ketiga, melek keuangan. Melek keuangan dalam hal ini, bukan hanya mampu mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya, tapi memiliki kemampuan untuk memahami fungsi uang sebagai alat untuk mempersiapkan masa depan, baik di dunia maupun akhirat.
Dengan melek keuangan, generasi muda dapat lebih mudah menyadari pentingnya tujuan keuangan dan mampu mempersiapkan dana sejak dini untuk mencapai tujuan keuangan tersebut.
“Uang ini adalah alat untuk mempersiapkan kehidupan selanjutnya baik di masa tua maupun masa setelah kematian,” kata dia.
“Terakhir atau keempat, melek manfaat. Ini tren yang berkembang di Asia Pasifik terutama Indonesia sebagai negara dengan potensi impact investasi yang besar, artinya, anak mudanya menuntut adanya dampak investasi yang nyata,” sambungnya, menambahkan bahwa perlu adanya upaya yang kuat dalam sosialisasi dan transparansi dana investasi agar generasi muda dapat lebih percaya dan semakin terpacu untuk menjadi pelopor kebaikan, terutama dalam bidang finansial.