Kamis 07 Oct 2021 20:45 WIB

Cerita Ustadz Das'ad Dituduh Dapat Uang dari Pemerintah 

Ustadz Das'ad Latief tetap kampanyekan prokes meski dituding negatif

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Nashih Nashrullah
Ustadz Dasad Latief tetap kampanyekan prokes meski dituding negatif
Foto: Dok. Pribadi
Ustadz Dasad Latief tetap kampanyekan prokes meski dituding negatif

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ustadz Kondang Das'ad Latief meraih penghargaan sebagai tokoh inspiratif dalam acara peringatan Hari Ulang Tahun ke-26 Republika.co.id dengan tema #BangkitBareng.  

Ustadz Das'ad menyampaikan rasa terima kasih atas penghargaan yang diberikan dari Republika.co.id. 

Baca Juga

"Alhamdulillah harian besar Indonesia mempunya reputasi dan kredibilitasi yang memberikan saya apresiasi dan penghargaan atas upaya saya saat ini. Terima kasih atas penghargaan ini semoga Allah menjadikan ladang amal untuk kita semua," kata Ustadz Das'ad yang hadir secara virtual, Kamis (7/10).

Ustadz Das'ad mengaku upaya untuk menyebarkan sosialiasi tentang prosedur kesehatan dan vaksinasi di masyarakat memiliki banyak tantangan. Selain dibully, dia juga difitnah. Bahkan, dia dituduh mendapat uang dari pemerintah.

Namun, segala tantangan tersebut tak membuat ida menyerah. "Awal-awal sosialisasi tentang protokol kesehatan termasuk ajakan vaksin di media sosial, saya dibully, dihina ustadz plat merah dan ustadz penjilat. Tetapi, saya tidak pernah putus asa dan saya tidak pernah kendor, selalu gas pol," ujar dia.

Upaya tersebut terus dia lakukan karena dia merupakan warga yang hidup di Indonesia. Dengan profesinya sebagai dai, dia memiliki kewajiban moral untuk menjaga kemaslahatan rakyat Indonesia.

Lebih lanjut, dia mengatakan dalam Ulang Tahun Republika.co.id ini, Ustadz Das'ad berharap agar Republika.co.id terus menyebarkan berita dengan fungsi-fungsi media masa sebagai penyebar berita, hiburan, dan edukasi.

"Yang paling penting fungsi kritik atau penyeimbang. Semoga Republika terus menyebar informasi yang selalu menjadi rahmatan lil alamin dan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," ucap dia.  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement