Jumat 08 Oct 2021 05:35 WIB

Naskah Khutbah Jumat: Kekuasaan dan Amar Ma’ruf Nahi Munkar

Umat Islam adalah umat terbaik jika menjalankan amar ma’ruf nahi munkar.

Naskah Khutbah Jumat: Kekuasaan dan Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Foto:

Jamaah sholat Jumat yang dirahmati Allah,

Dalam suatu hadis Rasul saw, menegaskan bahwa orang yang menumpas kemungkaran dengan kekuasaan politik yang ada padanya, imannya berada paling atas. Perhatikan hadis berikut ini.

وَهَذَا حَدِيثُ أَبِي بَكْرٍ قَالَ أَوَّلُ مَنْ بَدَأَ بِالْخُطْبَةِ يَوْمَ الْعِيدِ قَبْلَ الصَّلَاةِ مَرْوَانُ فَقَامَ إِلَيْهِ رَجُلٌ فَقَالَ الصَّلَاةُ قَبْلَ الْخُطْبَةِ فَقَالَ قَدْ تُرِكَ مَا هُنَالِكَ فَقَالَ أَبُو سَعِيدٍ أَمَّا هَذَا فَقَدْ قَضَى مَا عَلَيْهِ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ.

Ini adalah hadis Abu Bakar, “Orang pertama yang berkhutbah pada Hari Raya sebelum shalat Hari Raya didirikan ialah Marwan. Lalu seorang lelaki berdiri dan berkata kepadanya,”Salat Hari Raya hendaklah dilakukan sebelum membaca khutbah.” Marwan men jawab, “Sungguh, apa yang ada dalam khutbah sudah banyak ditinggalkan. “Kemudian Abu Said berkata, “Sungguh, orang ini telah memutuskan (melakukan) sebagaimana yang pernah aku dengar dari Rasul saw., bersabda: “Barangsiapa di antara kamu melihat kemungkaran hendaklah ia mencegah kemungkaran itu dengan tangannya. jika tidak mampu, hendaklah mencegahnya dengan lisan, jika tidak mampu juga, hendaklah ia mencegahnya dengan hatinya. Itulah selemah-lemah iman.” H.R.Muslim.No.hadis 70.

Dalam hadis di atas dengan tegas dinyatakan bahwa barang siapa melihat kemungkarancegahlah dengan tangan. Tangan yang dimaksudkan dalam hadis adalah kekuasaan politik.

Dalam negara Indonesia, menganut Trias Politika, yaitu Eksekutif, Legislagit dan Yudikatif. Eksekutif itu adalah mulai dari Presiden sampai dengan Kepala Dusun yang ada di desa-desa. Itulah iman yang paling atas, pertengahannya adalah dengan lisan, ini kelompok para ulama, dosen, guru dan ustaz yang hanya bisa mengatakan tetapi tidak memiliki kekuasaan. Namun iman yang paling bawah adalah mereka yang mencegah kemungkaran dalam hatinya, makanya jika ada yang melakukan kemungkaran dia tidak suka atau benci hanya dalam hatinya tanpa bisa berbuat apa-apa.

Selanjutnya, dalam suatu hadis Rasul saw menegaskan bahwa orang mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah, perhatikan hadis berikut ini.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنْ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلا تَعْجَزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلَا تَقُلْ لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُاللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ.

Dari Abu Hurairah dia berkata; “Rasul saw. bersabda: ‘Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah swt daripada orang mukmin yang lemah.Pada masing-masing memang terdapat kebaikan. Capailah dengan sungguh-sungguh apa yang berguna bagimu, mohonlah pertolongan kepada Allah Azza wa Jalla dan janganlah kamu menjadi orang yang lemah. Apabila kamu tertimpa suatu kemalangan, maka janganlah kamu mengatakan; ‘Seandainya tadi saya berbuat begini dan begitu, niscaya tidak akan menjadi begini dan begitu’. Tetapi katakanlah;’lni sudah takdir Allah dan apa yang dikehendaki-Nya pasti akan dilaksanakan-Nya. Karena sesungguhnya ungkapan kata ‘law’ (seandainya) akan membukakan jalan bagi godaan syetan.’ H.R. Muslim. No hadis 4816.

Hadis di atas menegaskan agar orang mukmin me miliki kekuatan dalam kehidupannya. Kekuatan di sini tentunya semua hal berkaitan dengan kehidupan, baik politik, ekonomi, keilmuan, kesehatan, sosial-budaya, lahir dan batin. Sebab orang mukmin yang kuat lebih dicintai oleh Allah swt ketimbang mukmin yang lemah. Jika, dalam politik mukmin lemah, maka akan dikuasai oleh kafir. Kuat secara politik artinya berkuasa atau menjabat dalam pemerintahan; kuat secara ekonomi, artinya tidak miskin, dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga tidak meminta-minta kepada orang lain.

Kuat secara keilmuan, maknanya pintar dan cerdas, menguasai sain dan teknologi, tidak bodoh dan tolol yang mudah ditokohi atau menjadi santapan bagi mereka yang pintar tapi tidak bertaqwa. Kuat secara kesehatan, maknanya tidak sering sakit-sakitan, karena senantiasa memakan makanan yang halal dan bergizi. Kuat secara sosial budaya, maknanya adalah tidak “kuper” kurang pergaulan. Umat Islam harus melakukan silaturrahim kepada siapapun agar memiliki koneksi, sehingga akan memperkuat status sosialnya. Demikianlah pentingnya mukmin yang kuat daripada mukmin yang lemah.

 

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement