Kamis 30 Sep 2021 08:48 WIB

Muslim Uighur di Kanada Buka Masjid Baru

Komunitas Uighur membeli gereja berusia 150 tahun yang telah direnovasi.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Muslim Uighur di Kanada Buka Masjid Baru Seorang pengunjuk rasa dari komunitas Uighur yang tinggal di Turki, memegang plakat anti-China selama protes di Istanbul, Kamis, 25 Maret.
Foto:

"Dengan menyebarnya Covid-19, pengurus memutuskan sudah waktunya menjual gereja. Saat itulah komunitas Uighur membeli bangunan itu. Jadi kami menyerahkan tongkat estafet kepada mereka untuk menjalankan imannya," katanya.

Direktur Eksekutif Proyek Advokasi Hak Uighur di Kanada Mehmet Tohti mengatakan saat ini sekitar 2.000 orang Uighur, 600 hingga 700 keluarga, tinggal di negara Kanada yang berpenduduk 38 juta orang. Xinjiang diketahui berada di bawah kekuasaan kekaisaran China selama Dinasti Qing pada abad ke-18. Sebuah negara bagian Turkestan Timur dideklarasikan pada 1949, tetapi secara paksa diserap oleh China yang baru pada tahun yang sama.

China lantas telah mendapat kecaman atas kebijakan keras yang menargetkan 12 juta Muslim Uighur dan minoritas Turki lainnya di Xinjiang. Mereka menghancurkan masjid, menjadikan bahasa Mandarin sebagai bahasa utama di sekolah, memantau gerakan Uighur dengan sistem pengawasan yang mengganggu, serta menggunakan kerja paksa di pabrik dan pertanian.

Para peneliti telah mendokumentasikan penahanan yang dilakukan otoritas China kepada 1,8 juta orang Uighur dan minoritas Muslim lainnya di jaringan kamp penahanan, yang diklaim Beijing sebagai pusat pelatihan kejuruan. China lantas menolak tuduhan yang tersebar luas dan terdokumentasi, yang menyebut mereka telah menganiaya Muslim yang tinggal di Xinjiang dan membuat wilayah itu tertutup bagi peneliti dan jurnalis independen.

Amerika Serikat dan legislatif di beberapa negara Eropa menganggap perlakuan terhadap Uighur dan lainnya di XUAR sebagai genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Pada Februari, parlemen Kanada meloloskan mosi tidak mengikat dengan suara bulat yang menyatakan perlakuan China terhadap Uighur  di XUAR sebagai genosida, menjadikan mereka negara kedua setelah AS yang membuat tekad itu.

Anggota parlemen juga memasukkan amandemen mosi tersebut. Mereka menyerukan Komite Olimpiade Internasional memindahkan Olimpiade Musim Dingin 2022 dari Beijing, jika pemerintah China melanjutkan penganiayaan terhadap kelompok minoritas. Pada saat itu, China mengecam keras dan menentang langkah-langkah dari Ottawa. China mengatakan telah mengajukan perwakilan dengan Kanada. 

https://www.rfa.org/english/news/uyghur/canadian-mosque-09292021170340.html

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement