Rabu 15 Sep 2021 06:22 WIB

Viral, Video Cara 3 Generasi Menjaga Keharmonisan Keluarga

Terwujudnya keharmonisan rumah tangga sampai tua dalam bingkai Islam adalah berkah.

 Pasangan suami istri yang baru menikah dua bulan Okta dan Ica memaparkan pengalamannya membina rumah tangga pada program Youtbe Khazanah Network.
Foto: youtube khazanah network
Pasangan suami istri yang baru menikah dua bulan Okta dan Ica memaparkan pengalamannya membina rumah tangga pada program Youtbe Khazanah Network.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Adelina S Azzahra

Sebuah unggahan video Youtube Khazanah Network menarik perhatian warganet. Unggahan tersebut mengungkap rahasia tiga generasi menjaga keharmonisan keluarga. Semua pasangan tentu mendambakan keluarga harmonis. Keharmonisan keluarga merupakan nikmat mulia, sebagai kunci sukses mencetak generasi muda umat islam. 

@Jofisah.id berkolaborasi bersama @Rahasiagadis mengulik tiga pasangan setelah menikah. Ketiganya berangkat dari tiga generasi berbeda, yakni pasangan baru menikah, sudah mempunyai anak, dan sudah menempuh masa tua dengan konsep keharmonisan cinta sampai tua. 

Melalui keluarga, nilai-nilai ajaran agama bisa diwariskan dan diamalkan sebagaimana yang disyariatkan oleh agama Islam. Indikator keharmonisan keluarga tecermin dari tiga pilar yaitu sakinah (keluarga yang dipenuhi rasa tentram), mawaddah (keluarga yang dipenuhi rasa cinta), dan wa rahmah (keluarga yang dipenuhi kasih sayang).

Butuh kerja sama untuk bisa meraih dan mewujudkan predikat keluarga harmonis dalam bingkai Islam. Berikut tiga cara menjaga keharmonisan tersebut :

Pertama, Komunikasi.

Tips pertama adalah membangun komunikasi dua arah bersama pasangan dengan nyaman dan jelas sehingga terbentuk pola frekuensi obrolan yang sesuai dengan karakter pasangan. Buka obrolan dengan menyatakan perasaan lebih dulu juga bisa dicoba.

Okta dan Ica mewakili pasangan yang baru menikah dua bulan menyatakan, “Saat mau perjalanan pulang gitu ya ibunya (Ica) nembak. Kamu deketin anak saya mau ada maksud ya?“ Okta menjawab tegas “Iya memang saya ada maksud sama anak tante." Komunikasi ini membuka kesempatan Okta membangun hubungan baik dengan orang tua Ica untuk meminang anaknya. “Pastinya kalau persiapan untuk plan finansial sudah ada,” Okta menambahkan.

Kedua, tidak menunda menyelesaikan masalah. 

Cara kedua membangun keharmonisan keluarga adalah dengan menyelesaikan masalah sejak dini. Hindari menumpuk masalah berlarut-larut. Pernikahan tidak selalu bicara kebahagiaan, khususnya bagi pasangan muda yang dilema dalam memutuskan untuk menikah muda. Apabila ada kendala sebaiknya cepat dikomunikasikan bersama. Narasumber yang mewakili pasangan sudah memiliki anak, Yuli menegaskan,"Justru kita bagus nikah muda, kita punya anak, kita masih muda, tenaga kita masih ada".

Menurut Yuli, tanggung jawab pasti ada dan terus bertambah dari waktu ke waktu. "Cuma, ya kita menyelesaikan secepatnya lah, biar ngak berlarut-larut jadi konflik gede.”

Ketiga, pengertian sebagai pasangan

Cara ketiga membangun keluarga harmonis yakni dengan belajar memahami satu sama lain. Hubungan suami-istri, menurut Dr Muhammad Sayyid Thanthawi dalam Tafsir al-Wasith, merupakan sebuah gambaran paling sempurna melalui ayat, “...Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu adalah pakaian bagi mereka…” (QS Al-Baqarah:187). Hubungan suami-istri diikat dalam kasih sayang yang seolah-olah masing-masing adalah pakaian bagi pasangannya.

Karsono dan Juharningsih mewakili pasangan lanjut usia juga turut berbagi cerita menjaga keharmonisan keluarga sampai tua.  Menurut mereka, terwujudnya keharmonisan rumah tangga sampai tua dalam bingkai Islam merupakan berkah yang membawa cinta dan kasih sayang pada tiap-tiap pasangan.

Tayangan video “Ngobrolin Keharmonisan Keluarga Sampai Tua” dapat memupuk rasa syukur dalam mewujudkan keharmonisan keluarga, dengan belajar mengelola konflik dan senantiasa tetap mendekatkan diri kepada Allah SWT. 

Sesungguhnya orang-orang bertakwa, menurut Alquran adalah orang-orang yang paling berbuat baik kepada pasangannya, baik dalam perbuatan maupun perkataan. Sebagaimana tercatat dalam hadist, Rasullah SAW bersabda “Sebaik-baiknya kalian adalah yang paling baik kepada istri. Jangan pukul istri kalian seperti kalian memukul budak-budak kalian” (HR Al-Baihaqi).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement