REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bakal menjaring 550 santri dari seluruh pondok pesantren di seluruh Indonesia untuk dilatih menjadi kreator animasi.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, mengatakan, program itu dibuat untuk mendorong agar para santri memiliki kemampuan di bidang digital ekonomi kreatif.
"Ini tidak hanya untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan santri, tapi menciptakan sumber daya manusia di bidang konten kreatif digital dan bisa bersaing di industri kreatif," kata Sandiaga dalam konferensi pers, Senin (13/9).
Menurutnya, program pemberdayaan santri itu sudah dinantikan oleh lebih dari 31 ribu pondok pesantren di Indonesia yang memiliki sekitar 4,3 juta santri. Adapun target santri yang akan dilatih berusia 15-21 tahun baik yang masih menempuh pendidikan di Madrasah Aliyah (MA) maupun alumni MA.
"Pelatihan ini fokus untuk konten kreator atau animator 3D dan 2D serta creative audio production. Kita tahu banyak santri-santri yang punya bakat menjadi kreator animasi," katanya.
Lebih jauh, Sandiaga mengharapkan lewat program pemerintah yang menyentuh pondok pesantren, diharapkan para santri yang punya minat dan bakat di bidang konten digital ikut menjadi produsen informasi dan literasi. Selain itu, menjadi penggerak konten-konten bermutu dengan tetap bernilai keagamaan.
Sementara itu, Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif, Neil El Himam, menambahkan, pelatihan-pelatihan yang menjangkau para santri secara langsung bisa menjadi contoh bagi santri-santri di Indonesia bahwa mereka punya peran untuk menggerakkan ekonomi di daerah masing-masing.
Adapun fokus pada bidang animasi lantaran permintaan di industri tersebut masih cukup tinggi. Terlebih, industri animasi saat ini terus berkembang didukung oleh perkembangan produsen gim yang membutuhkan kreator digital. "Saya yakin kebutuhan kreator animasi masih banyak dan para santri bisa digerakkan untuk mengisi ini," ujarnya.