Jumat 27 Aug 2021 14:31 WIB

Baznas Bantu 13 Ribu UMKM Terdampak Covid-19

UMKM sebagai tulang punggung bangsa merasakan dampak yang signifikan.

Rep: Rossi Handayani/ Red: A.Syalaby Ichsan
Ketua Baznas Prof Noor Achmad (berpeci) bersama Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki
Foto: Dok Baznas
Ketua Baznas Prof Noor Achmad (berpeci) bersama Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) memberikan bantuan kepada 13 ribu lebih pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) terdampak pandemi Covid-19. Bantuan tersebut merupakan bentuk kepedulian Baznas dalam menjaga geliat perekonomian masyarakat rentan. 

Penyaluran ini dikemas melalui program Kita Jaga Usaha bekerja sama dengan Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop) serta pemerintah daerah, yang diluncurkan resmi pada Jumat (27/8) di tiga titik berbeda, yakni Jakarta, Yogyakarta, dan Surabaya. 

 

Baznas menginisiasi program Kita Jaga Usaha sebagai respon darurat ekonomi Covid-19 yang terdiri dari UMKM Bangkit dan Dapur Kuliner Nusantara. Target penyaluran Kita Jaga Usaha sebesar Rp 13.937.500.000, untuk 13.086 mustahik penerima manfaat, dengan rincian 10 ribu penerima modal dan 3.086 mustahik Dapur Kuliner Nusantara. 

 

"Kita saksikan bersama hampir dua tahun ini kita hidup di tengah pandemi dan tentu saja begitu banyak persoalan yang menghimpit, terutama di bidang usaha kecil. Baznas RI sebagai lembaga pemerintah nonstruktural yang diamanatkan Undang-Undang 23 Tahun 2011 dan PP 14 tahun 2014 adalah sebagai pengelola zakat nasional yang juga berwenang untuk menyalurkan zakat, infak, dan sedekah kepada semua pihak yang membutuhkan, khususnya para asnaf," kata Ketua Baznas RI, Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA., dalam keterangan tertulisnya kepada Republika pada Jumat (27/8). 

 

Untuk skema bantuan di Kita Jaga Usaha, Prof Noor menjelaskan, UMKM Bangkit merupakan program pemberian bantuan langsung kepada 10 ribu pelaku UMKM di wilayah PPKM level tiga dan level empat dengan jumlah bantuan sebesar satu juta rupiah, yang diberikan melalui kartu ATM bekerja sama dengan Bank Syariah Indonesia (BSI). Sedangkan program Dapur Kuliner Nusantara adalah program pemberdayaan warteg, warung nasi, warung padang, dan usaha kuliner skala kecil lainnya untuk menyediakan 72 ribu paket makanan yang akan didistribusikan kepada pelaku isoman, panti asuhan, panti jompo, lembaga pemasyarakatan, pesantren, rumah singgah, nakes dan warga terdampak PPKM. 

 

Prof Noor mengatakan, sejak Covid-19 melanda, hingga kini Baznas telah mengelola dana sekitar Rp1,5 triliun, yang disalurkan kepada sekitar enam juta mustahik dan penerima manfaat. Hal ini merupakan bentuk kepedulian Baznas terhadap masyarakat rentan yang terimbas pandemi dan membantu mereka agar segera keluar dari krisis. 

 

"Baznas merasa bertanggung jawab untuk bersama-sama pemerintah menyelesaikan persoalan-persoalan khususnya di masa pandemi ini. Maka dari itu Baznas telah membuat Satgas Nasional Covid Baznas menghadapi Covid-19 yang mempunyai banyak program. Kemarin kita sudah luncurkan Kita Jaga Kyai, Kita Jaga Yatim, dan sekarang luncurkan Kita Jaga Usaha," ujar Noor. 

 

Acara peluncuran Kita Jaga Usaha diadakan di tiga tempat sekaligus yakni, Kantor Baznas RI di Jakarta, Jalan Malioboro Yogyakarta, dan Sentra Kuliner Semolowaru Surabaya, pada Jumat. Peluncuran itu juga mendapat dukungan dan dihadiri Menteri Koperasi dan UKM (Kemenkop), Teten Masduki; Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan; Gubernur DI Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X; dan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, serta para pimpinan Baznas RI dan pejabat terkait. 

 

Program Kita Jaga Usaha mendapat apresiasi positif dari Menteri Koperasi dan UKM (Kemenkop), Teten Masduki. Teten  menilai program inisiasi Baznas ini sebagai bentuk kehadiran pemerintah terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat, salah satunya pelaku UMKM. "Program yang sangat responsif terhadap kondisi ekonomi pelaku UMKM saat ini. Tanda bahwa kita semua,"kata Teten.

 

Teten melanjutkan, pandemi telah memukul berbagai sektor di luar kesehatan dan ekonomi. UMKM sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia merasakan dampaknya secara signifikan. Penurunan omzet, kesulitan modal, dan yang terberat adalah penutupan usaha, serta daya beli masyarakat turun di waktu bersamaan. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement