Selasa 24 Aug 2021 14:26 WIB

PKO Muhammadiyah dan Promosi Kesehatan Hindia Belanda

Awal abad ke-20, Muhammadiyah memberi perhatian pada usaha kesejahteraan manusia.

PKO Muhammadiyah dan Promosi Kesehatan Hindia Belanda. Gedung PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Foto: Suara Muhammadiyah
PKO Muhammadiyah dan Promosi Kesehatan Hindia Belanda. Gedung PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Muhammad Yuanda Zara, Staf pengajar Ilmu Sejarah Universitas Negeri Yogyakarta

Kesehatan merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia. Tubuh yang sehat memungkinkan manusia untuk bisa hidup dan bekerja secara optimal sehingga akhirnya bisa memperoleh kesejahteraan. Usaha pemeliharaan kesehatan dimulai dari lingkungan keluarga, lalu dibentuk oleh komunitas-komunitas lainnya di mana manusia hidup. Di sinilah peran penting suatu usaha promosi kesehatan, yang secara umum dapat didefinisikan sebagai daya upaya untuk memelihara dan meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.

Baca Juga

Bila menilik sejarah pergerakan Muhammadiyah di era 1920an atau sekitar satu abad silam, usaha promosi kesehatan merupakan salah satu aksi yang digalakkan persyarikatan ini. Era 1920-an bukan hanya ditandai oleh era literasi (dengan pendirian Taman Pustaka misalnya) dan era ekspansi organisasi (dengan penyebaran cepat Muhammadiyah di Jawa dan Sumatra), tetapi juga era ketika Muhammadiyah memberikan atensi besar pada berbagai seruan dan aktivitas untuk memperbaiki tingkat kesehatan masyarakat, khususnya kaum pribumi Hindia Belanda yang umumnya masih miskin dan kurang berpengetahuan.

Sebagai sebuah pergerakan, Muhammadiyah pada mulanya memang menaruh perhatian besar pada aspek rohani dan pemikiran. Pada peralihan dari dekade kedua ke dekade ketiga di awal abad ke-20, Muhammadiyah mulai memberikan perhatian pada usaha kesejahteraan manusia, yang mencakup bidang pemeliharaan kesehatan, penanganan korban bencana alam, serta peningkatan derajat ekonomi masyarakat. PKO (PKU dalam ejaan baru) Muhammadiyah, yang kini cabangnya ada di berbagai kota besar di Indonesia, pada mulanya adalah suatu bagian yang bertugas untuk membantu korban letusan Gunung Kelud tahun 1918.

Mitsuo Nakamura dalam The Crescent Arises over the Banyan Tree (2012: 101), menyebut bahwa PKU merupakan cara Muhammadiyah untuk secara formal menginstitusionalisasikan aktivisme sosialnya. Selain kesehatan yang diinstitusionalisasikan, ada satu hal penting lain yang patut dicatat di sini, yakni gagasan Muhammadiyah tentang kesehatan itu sendiri.

Pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan sejauh ini dikenal sebagai seorang pemikir pembaruan Islam di Hindia Belanda. Tapi, pada 1915 ia juga menjadi bagian dari usaha untuk menjaga kesehatan fisik dan mental kaum pribumi Hindia Belanda, khususnya penduduk Jawa, sebagaimana tampak dalam suratnya kepada pemerintah kolonial Hindia Belanda yang meminta agar alkohol tidak dijual atau setidaknya dibatasi penjualannya, kepada bangsa Jawa. Di sini sudah tampak keprihatinannya pada dampak buruk alkohol pada kesehatan tubuh dan jiwa kaum pribumi.

 

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement