REPUBLIKA.CO.ID, SOLO— Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang juga Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Airlangga Hartarto menilai dukungan ulama penting dalam penanganan pandemi Covid-19.
Untuk itu, Airlangga meminta doa dan dukungan para habaib, ulama, dan kiai, agar langkah dan kebijakan pemerintah dalam penanganan pandemi dapat berjalan dengan baik, salah satunya upaya vaksinasi.
"Kami mohon dukungannya dari para habaib, ulama, dan kiai untuk meyakinkan masyarakat bahwa vaksin itu halal dan aman," ujar Menko Airlangga dalam acara Indonesia Bersholawat' dalam rangka memperingati 1 Muharram 1443 Hijriyah dan Kemerdekaan Indonesia ke-76 tajun dengan tema 'Merdeka dan Hijrah dari Covid-19' bersama Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf, akhir pekan lalu, Sabtu (14/10).
Menko Airlangga menjelaskan, pemerintah tengah berupaya meningkatkan program vaksinasi nasional dengan target 2 juta sampai 2,5 juta per hari agar kekebalan komunitas segera terwujud.
Selain itu, pemerintah terus mendorong upaya isolasi mandiri yang terpusat di setiap desa/kelurahan dan kecamatan disertai dengan tenaga kesehatan yang mendampinginya, sehingga pasien Covid-19 dapat terpantau dengan baik.
"Pemerintah berusaha untuk terus mengendalikan pandemi secara terintegrasi dan diharapkan akan mengurangi kasus aktif ke tingkat yang bisa ditolerir dan memberikan ruang pelonggaran tekanan pada fasilitas kesehatan, rumah sakit, oksigen dan obat obatan," tambah Menko Airlangga yang hadir bersama Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.
Menko Airlangga mengatakan, kerja keras dan ikhtiar pemerintah bisa berhasil jika dilakukan bersama-sama dengan seluruh masyarakat Indonesia.
“Disertai dengan doa yang terus kita panjatkan kepada Allah SWT dan bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW, semoga ikhtiar kita mendapatkan ridha Allah SWT sehingga badai ini segera berlalu dan kita segera keluar dari krisis kesehatan ini,” jelasnya.
Menurut Ketua KPCPEN ini, dari segi ekonomi, kerja keras pemerintah dan semua pihak untuk memulihkan ekonomi pada kuartal II-2021 membuahkan hasil dimana pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 7,07 persen. Adapun angka ini merupakan kerja keras bersama seluruh komponen bangsa.
"Dengan pertumbuhan ini, prospek pemulihan ekonomi Indonesia pasca-pandemi menjadi salah satu yang terbaik di Asia. Pertumbuhan yang bagus ini membuktikan bahwa walaupun kita berada dalam situasi yang memprihatinkan akibat pandemi Covid-19, kita mampu dan terus berusaha untuk bangkit," ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Habib Syech Bin Abdul Qodir Assegaf meminta masyarakat untuk tidak menebarkan kebencian yang memperburuk situasi, terutama di tengah pandemi seperti sekarang
"Jangan ada suudzan di antara kita. Indonesia sudah capek dengan suudzan dan cacian. Dan menebarkan kebencian di antara kita, cukup. Sudah nggak usah. Karena semua saudara kita adalah orang-orang baik dan ingin menuju kepada kebaikan," ujarnya.
Menurut Habib Syech, lebih baik jika masyarakat memanjatkan doa dan shalawat, dibandingkan mengucapkan kalimat yang tidak baik. Dengan shalawat diharapkan dapat menjadi sarana untuk mencari ridha Allah agar segala permasalahan yang dialami Indonesia dapat teratasi.
"Semoga perubahan-perubahan terjadi di negeri yang kita cintai, terutama Corona akan menyingkir dan kita akan hidup normal kembali. Insyaallah ke depan Indonesia tambah maju, Indonesia tambah selamat, Indonesia penuh dengan rahmat," tuturnya.
Untuk diketahui, acara ini tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan dihadiri oleh Pimpinan Majelis AH KH Nusron Wahid dan Ketua Komisi XI DPR, Dito Ganindito serta 16 Kiai dan Habaib, antara lain yaitu abib Hasan bin Anis bin alwi Al Habsyi, KH Agoes Ali Masyhuri (Pengasuh Ponpes Bumi Sholawat, Sidoarjo, KH Anwar Iskandar (Ponpes Al Amin Kediri, KH Abdul Karim) dan Wakil Rais Syuriah PWNU Jawa Timur, KH Ahmad Fahrur Rozi.
Sementara itu, Kiai se-Solo Raya akan menghadiri dari kediamannya masing-masing secara daring.