REPUBLIKA.CO.ID, -- Pimpinan Pusat Nasyiatul ‘Aisyiyah (PPNA) menegaskan perkawinan anak menjadi salah satu ancaman bagi munculnya stunting. Untuk itu sebagai organisasi para Muslimah Aisyiyah berusaha mencegahnya.
“Perkawinan anak merupakan salah satu penyebab stunting, maka harus kita cegah terutama di masa pandeminini. Kami sangat peduli soal ini,'' Ketua Umum PPNA, Dyah Puspitarini, dalam talkshow nasional “Peningkatan Kapasitar Kader Nasyiatul ‘Aisyiyah untuk Kampanye Pencegahan Perkawinan Anak. di Jakarta, (3/7).
Kegiatan yang diikuti oleh kader Nasyiatul ‘Aisyiyah se-Indonesia ini merupakan tindak lanjut MoU antara Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.
Agung Danarto, Sekretaris PP Muhammadiyah dalam sambutannya mengatakan, perkawinan anak adalah pernikahan yang tidak dipersiapkan “Apa yang dilakukan PPNA merupakan kepedulian yang tinggi untuk melahirkan keluarga sakinah,'' ujarnya.
Selain itu, menurut Faozan Amar, Koordinator Tim Kerja PP Muhammadiyah dalam materinya menyampaikan, perkawinan anak berkolerasi dengan kemiskinan. “Maka PPNA memiliki peran strategis untuk mengentaskan problem sosial ini, karena dikenal paling dekat dengan keluarga."
Yayan Sopyani, Koordinator Sekretariat Gugus Tugas Nasional Gerakan Nasional Revolusi Mental Kemenko PMK mengapresiasi program yang dilakukan oleh PPNA “Pembangunan manusia unggul dan mandiri dimulai dari keluarga yang harmonis, perkawinan anak kontradiktif dengan keluarga harmonis”. Ujarnya.
Sementara salah satu narasumber lain, Rita Pranawati, Wakil Ketua KPAI, berpesan PPNA dapat melakukan kampanye pencegahan perkawinan anak secara efektif dengan melakukan edukasi dan kampanye yang tepat sasaran “Anak, orang tua, kepala desa, ustadz, ustadzah, sekolah, rumah sakit dan komunitas remaja adalah bagian paling penting dalam pencegahan perkawinan anak” pesannya.