REPUBLIKA.CO.ID, PAPUA - Ketua YBM PLN UIW Papua dan Papua Barat, Ponimin Santoso menyerahkan bantuan sarana usaha bagi mustahik/orang tua siswa yang kurang mampu dalam segi ekonomi namun mempunyai usaha yang membutuh bantuan untuk dikembangkan, Kamis (22/7) lalu.
Ponimin menyampaikan bahwa program ini sangat strategis. Karena memang salah satu program YBM PLN yaitu bagaimana kita membantu kaum dhuafa dengan memberi kail sehingga dengan bantuan sarana usaha ini kelak Bapak Ibu yang sekarang masih mustahik (penerima zakat) ke depan diharapkan bisa menjadi muzakki (pemberi zakat).
Dirinya melanjutkan bahwasannya dana bantuan sarana ini dari seluruh karyawan Muslim yang bekerja di PLN di seluruh Indonesia yang mana gajinya dikeluarkan 2,5 persen untuk zakat. “Dan zakat inilah yang sekarang disalurkan ke tangan Bapak Ibu sekalian, dan beliau berpesan mohon doanya semoga karayawan PLN di berikan kesehatan dan keselamatan dari wabah virus korona ini,” katanya.
Lebih lanjut, Damino selaku kepala sekolah SD Juara Al Hikmah menyampaikan program ini awalnya dari Rumah Zakat yang meminta data orang tua siswa dhuafa yang mempunyai usaha untuk dikembangkan.
“Alhamdullilah dari sekitar 30 nama yang kita ajukan setelah disurvei dan dimusyawarahkan antara koordiantor Lapangan YBM PLN Pak Basri, pihak Rumah Zakat akhirnya yang disetujui 11 orang dianggap layak menerima bantuan, sengaja bantuan ini bentuknya sarana usaha bukan uang tunai dengan tujuan dengan sarana ini usahanya bisa berkembang,” ucapnya.
Sementara dalam penyerahan bantuan ini juga dihadiri ketua Komite SD Juara Al HIkmah sekaligus Dewan Penasehat Masjid Al Hikmah H. Jaya Kusuma.
“Semoga bantuan sarana usaha ini di harapkan bisa menambah penghasilan di masa Covid-19 ini di mana banyak karyawan yang di PHK banyak perusahaan yang gulung tikar,” ucapya.
“Sekali lagi terima kasih ke pada YBM PLN dan Rumah Zakat dan SD JUARA yang telah memikirkan dan membantu dengan nyata anak kaum dhuafa bisa sekolah di sini dan memikirkan juga tarap kehidupan orang tuanya saat ini dalam kesulitan modal usaha,” pungkasnya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika