Kedua orang tuanya pun kembali menanyakan keinginan Hani itu karena mengingat usianya yang masih kecil. Namun Hani tetap kukuh dengan pendiriannya. Linda sebagai orang tua sangat bangga dengan ketulusan hati anaknya yang masih kecil sudah ikut berqurban.
"Bahkan saya sendiri sampai saat ini masih belum ikut berqurban, semoga tahun depan bisa ikut," kata dia. Ibu dengan tiga orang anak itu berharap ke depannya Hani terus menjadi anak yang shalehah dan tetap peduli terhadap sesama.
"Saya selalu berpesan pada Hani setelah berqurban harus ditingkatkan lagi ibadahnya, seperti sholat lima waktu tidak boleh bolong-bolong, baca Alquran dan puasa," kata Linda.
Hani ikut berqurban satu ekor sapi bersama tujuh orang lainnya yang dilakukan secara patungan atau senilai Rp2,5 juta per orangnya. Kemudian daging qurban atas nama Hani ini diserahkan ke kerabat dan tetangga dekat rumah.
Hani termasuk yang paling kecil usianya di antara orang-orang yang ikut berqurban di Masjid Nurul Iman. Di antara mereka ada yang sudah berkeluarga, sebagai mahasiswa, pedagang, dan petani.
"Saat membuka celengan, uang tabungan Hani hanya ada Rp2,1 juta, sedangkan untuk qurban Rp2,5 juta. Namun melihat Hani begitu bersemangat untuk berqurban. Kami pun menambahkan Rp500 ribu dan sisa tabungannya Rp100 ribu untuk keperluan Lebaran," ujar Linda.
Qurban Tahun DepanBocah yang bercita-cita ingin menjadi seorang polisi wanita (polwan) itu mengaku senang karena bisa ikut berqurban pada Lebaran Idul Adha tahun ini. Dia berharap tahun depan bisa berqurban lagi dengan uang tabungannya sendiri.
Salah seorang tokoh agama Kabupaten Solok, Alizar Chan, mengapresiasi Hani yang masih kecil namun sangat bersemangat ikut berqurban. "Berqurban merupakan amalan yang disunnahkan saat merayakan Hari Raya Idul Adha. Meski begitu, berqurban diwajibkan bagi mereka yang mampu," kata Alizar yang juga sebagai Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Solok.