REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) PBNU menyelenggarakan program Laptop for Builders.
RMI PBNU bekerjasama dengan Amazon Web Service (AWS), sebuah layanan berbasis Cloud Computing yang disediakan Amazon.com, dalam rangka mewujudkan daya saing santri dalam bidang teknologi dan mencetak santri jago digital.
Program Manager Laptop for Builders RMI PBNU, Hatim Gazali mengatakan, kerjasama ini berbentuk pelatihan bagi 20 Pesantren terpilih dan telah dilatih langsung oleh para ahli dari AWS.
“Program Laptop for Builders kerjasama Amazon Web Services dengan Rabithah Ma’ahid Islamiyah ini akan membekali para santri tentang keterampilan-keterampilan baru yang dibutuhkan pada saat ini, seperti cloud computing dan complex problem solving skill,” ujar Hatim dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Senin (12/7).
Program ini telah berjalan sejak Desember 2020 dan diikuti sebanyak 100 Santri yakni 20 master trainer dan empat teachers dari masing-masing 20 Pesantren. Para santri peserta dari program ini difasilitasi masing-masing satu laptop sebagai media belajar.
Santri yang mengikuti program pelatihan ini telah mengenal dasar-dasar dari teknologi cloud computing, pembuatan website, database, publikasi ilmu-ilmu agama dan kajian melalui website dan dikembangkan dengan pembuatan start up terutama yang berkaitan dengan dunia kepesantrenan.
Country General Manager AWS Indonesia, Gunawan Susanto mengatakan, komitmen dari Amazon Web Services (AWS) adalah membantu mengembangkan kemampuan cloud computing dalam rangka percepatan peningkatan skill dan menambah talenta digital yang siap bekerja dan berkarya di dunia teknologi di Indonesia.
“Dengan besarnya potensi santri yang ada, kami harapkan akan muncul lebih banyak lagi jagoan teknologi, digital, dan cloud dari Pondok Pesantren. Dan kerjasama strategis dengan RMI yang menaungi lebih dari 23 ribu pondok pesantren memungkinkan kita dapat berkontribusi untuk menciptakan talenta masa depan,” kata Gunawan.
Sementara itu, Ketua Umum Rabhithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) PBNU, KH Abdul Ghaffar Rozin, menegaskan RMI dan AWS berkomitmen akan terus mengawal dan mendampingi para peserta program yang ingin berkembang untuk menemukan karya digital khususnya bagi pesantrennya masing-masing.
Dia pun berharap, pesantren kedepannya ikut andil dalam memberi peluang bagi para santri yang ingin berkembang dalam dunia teknologi dan memberi peluang dalam pengembangan sistem digital di pesantrennya.
“Digitalisasi di pesantren untuk saat ini merupakan tuntutan, maka yang harus membangun digital sistem di pesantren, baik jaringan maupun sistem data harus dari santri sendiri bukan orang luar pesantren karena ini terkait dengan keamanan siber,” jelasnya.