Senin 12 Jul 2021 14:36 WIB

Indonesia Kehilangan Ulama Hadits Kaliber Dunia

Kiai Ahmad Luthfi Fathullah mengajar ilmu Hadits di UIN Jakarta.

Almarhum Kiai Ahmad Luthfi Fathullah, saat bersilaturahim dengan Wakil Ketua MPR Zulkifli Hasan (Zulhas).
Foto: istimewa/doc humas
Almarhum Kiai Ahmad Luthfi Fathullah, saat bersilaturahim dengan Wakil Ketua MPR Zulkifli Hasan (Zulhas).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia dinilai telah kehilangan salah satu ulama hadits terbaiknya. Dr. KH. Ahmad Luthfi Fathullah, MA, yang meninggal dunia hari ini, adalah seorang ulama hadits kaliber dunia.

"Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Kiai Luthfi adalah pendiri Pusat Studi Hadits, pimpinan perguruan Islam Al-Mughni dan Ketua Baznas Provinsi DKI Jakarta. Keluasan Ilmu beliau, utamanya di bidang hadits, diakui berbagai kalangan bahkan dianggap kaliber dunia. Beliau juga pengajar Ilmu Hadits di Universitas Islam Negeri Jakarta," kata Ketua Umum DPP PAN, Zulkifli Hasan, dalam siaran persnya, Senin (12/7).

Kepergian Kiai Luthfi, menurut Zulhas, adalah kehilangan besar bagi umat Islam Indonesia. Kiai Luthfi, adalah seorang ulama pejuang yang selalu memikirkan persoalan-persoalan umat dan bangsa. Keterlibatan ulama kharismatik Betawi ini di bidang dakwah tak perlu diragukan lagi. Zulhas mengaku menjadi saksi sejarah untuk itu, dan ia bersedih karena beliau dipanggil pulang di usia yang relatif muda.

"Ya Allah, entah sudah berapa kali kami mengucap kalimat istirja beberapa waktu terakhir ini. Lebih sedih lagi karena kalimat itu kami ungkapkan untuk wafatnya para ulama kami. Semoga pandemi ini segera berakhir. Semoga para ulama mendapatkan penjagaan dan diberikan kesehatan serta keselamatan melewati wabah ini. Mudah-mudahan pemerintah juga memiliki perhatian khusus kepada para ulama yang sakit karena Covid19 ini," ungkap Wakil Ketua MPR ini.

Secara pribadi, Zulhas menyebut, Kiai Luthfi merupakan sahabat sekaligus guru. Mereka sering berdiskusi mengenai berbagai hal. Zulhas banyak belajar dari Kiai Luthfi.

"Baru  sekitar sebulan lalu saya mengunjungi almarhum di kantornya di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan. Saat itu Kiai Luthfi antusias memperlihatkan koleksi kitab-kitab haditsnya. Beliau juga menunjukkan foto pesantren yang dibangunnya di Megamendung, Bogor. Waktu itu saya berjanji akan berkunjung ke sana, setelah pandemi mereda," papar Zulhas.

Saat Kiai Luthfi dikabarkan sakit, Zulhas mengaku tak henti mendoakannya. Zulhas tak menyangka Kiai Luthfi dipanggil Allah secepat ini. Ia berdoa semoga Allah mengampuni dosa-dosanya, melapangkan kuburnya, memberikan tempat terbaik bersama para Nabi dan orang-orang shaleh. Keluarga yang ditinggalkan semoga diberi ketabahan.

"Saya bersaksi Kiai Luthfi orang yang sangat baik. Husnul khotimah, Insya Allah. Kita semua sangat kehilangan," kata Zulhas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement