REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Ustadz Fahmi Salim menyatakan duka yang mendalam atas banyaknya berita kematian dari para ulama dan kiai Indonesia. Ia pun meminta umat Muslim tidak mempercayai berita bohong atau hoaks yang beredar terkait Covid-19.
"Mohon kepada para ulama tidak percaya pada teori-teori konspirasi yang disebarkan kalangan tertentu. Virus Covid-19 ini nyata dan faktual serta tidak bisa dipungkri. Saya pikir di kalangan umat Islam perlu ditingkatkan literasi tentang bidang medis," kata dia dalam pesan yang diterima Republika.co.id, Senin (12/7).
Berita kematian para ulama dan kiai pesantren seolah tak berhenti berdatangan dalam beberapa waktu terakhir. Dalam berita resmi yang dikeluarkan PBNU, tercatat 595 ulama meninggal dunia akibat virus tersebut. Ia juga menyebut informasi meningkatnya kematian ulama juga datang dari Persis dan Muhammadiyah.
Kematian disebut sebagai suatu hal yang pasti dan hak prerogatif Allah SWT. Setiap manusia dipastikan akan mengalami kematian. Dalam QS al-Jumu'ah ayat ke-8 disebutkan kematian adalah hal yang pasti terjadi meski manusia berupaya berlindung di suatu bangunan yang kukuh.
Meski demikian, ia merasa melihat adanya kelemahan di kalangan para ulama dalam memaknai hal ini. "Saya bukannya su'udzon, tapi barangkali perlu kita tingkatkan edukasi di kalangan ulama dan pesantren, tentang pentingnya sunnatullah dalam bidang medis, tentang penyakit dan bagaimana kita menanganinya," katanya.