Ahad 11 Jul 2021 07:56 WIB

Mengenang KH Zainuddin Djazuli, Pendobrak Kekolotan Salaf

Gus Din menyederhanakan bahasa kitab kuning.

Mengenang KH Zainuddin Djazuli, Pendobrak Kekolotan Salaf. KH Zainuddin Djazuli
Foto:

Apalagi di PP Al Falah II dilengkapi antena parabola sehingga para santri bisa leluasa menyaksikan siaran langsung Piala Dunia 1990 di Italia dari aula yang berada di lantai dua. Tentu bukan tanpa alasan Gus Din membangun PP Al Falah II yang pada saat itu sangat visioner dan futuristik untuk lembaga pendidikan agama informal.

Gus Din sangat sadar bahwa yang mondok di pesantrennya bukan orang Jawa saja, melainkan ada yang berasal dari berbagai daerah, seperti Aceh, Riau, dan Flores. Bahkan warga negara Malaysia rela jauh-jauh datang ke desa kecil di tepi barat Sungai Brantas itu hanya untuk belajar ilmu Tata Bahasa Arab (nahwu-sharaf), Tafir Alquran, Hadits, Balaghah, Mantiq, Falak , Fikih, Tauhid, dan Tasawuf yang tertuang dalam kitab-kitab klasik yang biasanya menggunakan kertas berwarna kuning dengan aksara Arab gundul.

Al Falah II ini ternyata juga menjadi magnet tersendiri bagi santri-santri baru yang berlatar belakang etnis Betawi dan Sunda, meskipun cara memaknai kitab-kitab kuning itu dengan bahasa Jawa kuno. Ketelatenan Gus Din dengan menyederhanakan bahasa kitab kuning itu menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi santri berlatar non-Jawa. 

Kepergian Gus Din tidak hanya meninggalkan duka yang mendalam bagi ribuan santri dan alumni santri Pondok Ploso yang tersebar di seluruh pelosok negeri. "Entah tiba-tiba dalam beberapa hari terakhir pikiran saya tertuju pada Ploso," kata Mohd Rozin, alumnus Pondok Ploso berkewarganegaraan Malaysia.

Meskipun sudah 27 tahun meninggalkan Ploso, Rozin tidak bisa melupakan kenangan selama mondok di desa yang menghadap ke pegunungan Wilis itu. "Saya pernah mengajukan diri secara langsung kepada Kiai Din untuk menjadi khodamnya (pelayannya). Tapi beliau pada waktu itu mengatakan belum butuh," ujar pria yang kini mengajar di University of Malaya, Kuala Lumpur, itu.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement