REPUBLIKA.CO.ID, KUALA TERENGGANU -- Mereka yang melintas di Masjid Losong Haji Mohd tidak akan menyangka di lokasi tersebut tersimpan tongkat khutbah berusia 126 tahun. Tongkat ini dibuat oleh seorang imam dan berbahan dasar tulang hiu paus.
Ketua Departemen Seni Rupa dan Desain dari Fakultas Seni Rupa, Komputer dan Industri Kreatif, Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI), Dr Harleny Abd Arif, mengatakan tulang hiu paus digunakan untuk gagang bulat tongkat sepanjang 1,5 meter. 99 lingkaran segi delapan kecil yang membentuk hiasannya juga berisi tulang hewan tersebut.
"Simpul-simpul kecil yang bentuknya seperti cincin ini disusun berselang-seling dengan simpul yang terbuat dari kayu keras dan dihiasi motif geometris," ujarnya dilansir di Bernama, Rabu (7/7).
Permukaan setiap ukiran disebut bertatahkan kulit tiram. Ia juga menambahkan teknik tatahan yang menggunakan kulit biota laut juga ditemukan pada barang-barang perhiasan yang dibuat dari India dan Pakistan.
Di tongkat tersebut terdapat ukiran huruf Arab tahun 1312 Hijriah/1895 M dan diyakini sebagai tahun pembuatan tongkat atau asaa ini. Dia percaya tongkat itu dibuat pada waktu yang sama dengan pembangunan Masjid Losong Haji Mohd yang asli, yaitu akhir tahun 1890-an.
"Biasanya, masjid, mimbar dan tempat khutbah akan dibangun pada waktu yang hampir bersamaan. Namun yang menarik dari Masjid Losong Haji Mohd adalah usia mimbarnya lebih dari 200 tahun, perbedaannya lebih dari 80 tahun dari waktu tongkat khutbah dibuat,” lanjutnya.
Dia mengatakan, mimbar masjid lama telah dipindahkan ke masjid baru yang dibangun sekitar 50 meter. Media lokal //Bernama// sebelumnya melaporkan tentang mimbar berusia 211 tahun yang berada di ruang sholat masjid ini.
Mengenai pemanfaatan tulang hiu paus untuk membuat stik khotbah, Harleny mengatakan salah satu faktor yang mungkin adalah perairan negara itu telah lama menjadi jalur bagi spesies ikan tersebut.
Sementara itu, dosen senior dari departemen yang sama, Drs Izani Mat Il, yang juga melakukan penelitian tentang tongkat khutbah mengatakan bagian sirip dari hiu paus digunakan untuk membuat tongkat khotbah.
Pasalnya, massa tulang ikan pada siripnya lebih padat dibandingkan bagian tulang lainnya. Tulang ikan ini biasa digunakan masyarakat pada zaman dahulu untuk membuat produk kerajinan.
Ia juga mengatakan hiu paus yang sering ditemukan di Laut Cina Selatan merupakan spesies yang terancam punah. Migrasi musimannya sering ditunggu oleh para penyelam, terutama di perairan Tanjung Datu, Sarawak, dan Perairan Temajuk di Sambas, Kalimantan Barat, Indonesia.
Wakil Ketua Panitia Masjid Losong Haji Mohd, Mohd Muda, mengatakan warga sekitar mengetahui keberadaan tongkat khutbah yang terbuat dari tulang ikan hiu paus di masjid tersebut karena ceritanya yang diturunkan dari generasi ke generasi.
Namun, baru belakangan ini peneliti datang ke masjid untuk melakukan penelitian. Ia menambahkan tongkat tersebut masih dipegang oleh imam saat menyampaikan khutbah, hingga saat ini.