REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Menurut survei yang dilakukan perusahaan konsultan Kearney, enam dari 10 orang Arab Saudi percaya negara mereka akan kembali ke kondisi normal sebelum Covid-19 dalam waktu enam bulan. Saat ini, Saudi sedang menghadapi guncangan ekonomi akibat pandemi dengan kenaikan PPN menjadi 15 persen pada Juli 2020.
Langkah tersebut kata Menteri Keuangan Arab Saudi Mohammed al-Jadaan guna melindungi kesehatan dan mata pencaharian masyarakat. Hampir setahun kemudian, pada 2 Mei 2021 al-Jadaan mengatakan kenaikan pajak kemungkinan akan turun kembali menjadi lima persen dalam satu hingga lima tahun.
Dilansir Al Arabiya, Selasa (6/7), lebih dari 80 persen konsumen Saudi yang disurvei mengatakan mereka telah mengubah kebiasaan berbelanja mereka selama pandemi. Sebanyak 60 persen dari mereka telah berbelanja lebih banyak dari biasanya.
Sementara 45 persen responden berbelanja banyak untuk makanan dan beralih ke produk berkualitas lebih tinggi. Selain itu, orang-orang yang disurvei juga mengatakan mereka berencana membelanjakan lebih banyak pakaian dalam beberapa bulan ke depan, terutama pakaian kantor.
Ini menunjukkan adanya harapan kembali pada work from office (WFO). “Pengeluaran didorong oleh pelonggaran pembatasan, kesadaran yang lebih tinggi akan kesehatan dan kesejahteraan, dan harapan untuk kembali ke kantor,” kata Perwakilan Kearney Timur Tengah Adel Belcaid.