REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- 1 Juli 1994 menjadi hari yang bermakna dan bersejarah bagi warga Palestina. Hari ini menandakan Ketua Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Yasser Arafat menginjakkan kaki untuk pertama kalinya di tanah kelahirannya di Palestina sejak pengasingannya pada 1967.
Dilansir di Wafa News, Jumat (1/7), kepulangannya dimungkinkan setelah penandatanganan Kesepakatan Oslo antara PLO yang dipimpin oleh Arafat, dan Israel pada September 1993. Arafat, yang juga dikenal sebagai Abu Ammar, berpakaian hitam kotak-kotak yang terkenal dan memakai kuffiyeh saat pertama kali tiba di Jalur Gaza. Dia diterima oleh puluhan ribu warga Palestina.
"Sekarang saya kembali ke tanah Palestina yang bebas. Anda harus membayangkan bagaimana hati saya dan perasaan saya," ujar Arafat kepada Presiden Mesir Hosni Mubarak sesaat setelah dibebaskan.
Ia mendapat pengawalan ketat dari pasukan keamanan baret hijau Palestina. Arafat melakukan perjalanan sejauh 20 mil ke Gaza dengan mobil Mercedes hitam yang dilengkapi dengan sistem antipeluru.
Dua hari kemudian, dia terbang dengan helikopter dari Gaza ke Jericho di mana dia mendirikan pangkalan sebelum memindahkan markasnya ke Ramallah. Arafat bebas dari pengasingan berdasarkan perjanjian "Oslo Peace Accords" yang disepakati di Washington. Atas kesepakatan tersebut, Otoritas Nasional Palestina mengendalikan area otonomi baru, Gaza dan Jericho. Pada 1996, Arafat terpilih sebagai presiden.
Arafat meninggal pada November 2004 setelah ia jatuh sakit parah menyusul pengepungan tentara Israel yang panjang terhadap markas besarnya di Ramallah.