Kamis 01 Jul 2021 01:58 WIB

Islamnya Kekaisaran Mongol

Bangsa Mongol, seperti dinasti-dinasti Islam lainnya, dipengaruhi klaim kesukuan.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Bangsa Mongol.
Foto: google.co.id
Bangsa Mongol.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Abaqa Khan, penguasa Mongol kedua (Il-khan) di Ilkhanat Persia, untuk sementara waktu menoleransi dan melindungi semua keyakinan agama yang meliputi Sunni, Syiah, Buddha, Kristen Nestorian, Yahudi, dan pagan.

Pada 1295 seorang Buddhis bernama Maḥmūd Ghāzān menjadi khan dan menyatakan dirinya Muslim. Perlindungannya terhadap pembelajaran keislaman mendorong penulis-penulis brilian seperti Rashid al-Din, dokter dan cendekiawan yang menulis salah satu sejarah universal Persia paling terkenal sepanjang masa.

Baca Juga

Bangsa Mongol, seperti dinasti-dinasti Islam lainnya, dipengaruhi klaim kesukuan. Pada 1330-an kekuasaan Mongol mulai terpecah-pecah di antara banyak pemimpin lokal. Sementara itu, di kedua sisi Mongol, kekuatan Muslim Turki lainnya meningkat kekuatannya.

Di sebelah Timur Kesultanan Delhi, bertahan dari tekanan Mongol, diuntungkan dari kehadiran para sarjana dan administrator yang melarikan diri dari kehancuran Mongol.

Dinasti itu ecara bertahap mulai memperluas kontrol Muslim ke selatan ke India, suatu prestasi yang hampir dicapai di bawah Muhammad ibn Tughluq. Muslim Delhi adalah tempat budaya hidup yang menarik berbagai orang yang tidak biasa.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement