Rabu 23 Jun 2021 14:13 WIB

Ekonom: Idul Adha Bisa Dongkrak Ekonomi

Belanja kurban bisa menjadi kunci untuk mendorong konsumsi masyarakat.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Esthi Maharani
Dompet Dhuafa melalui DD Farm program pemberdayaan kaum miskin yang tersebar pada 10 Provinsi di Indonesia, diharapkan dapat memenuhi permintaan hewan kurban nanti mencakup wilayah Indonesia.
Foto: Dompet Dhuafa
Dompet Dhuafa melalui DD Farm program pemberdayaan kaum miskin yang tersebar pada 10 Provinsi di Indonesia, diharapkan dapat memenuhi permintaan hewan kurban nanti mencakup wilayah Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom senior Hendri Saparini menilai, momentum Hari Idul Adha bisa mendorong perekonomian selama ada belanja kurban dari kalangan menengah atas. Menurutnya, kurban yang dilakukan kalangan menengah ke atas menjadi kunci untuk mendorong konsumsi masyarakat.

"Karena itu, kepada masyarakat Indonesia yang punya kemampuan, seharusnya tidak menunda belanja kurban karena dampaknya akan sangat besar bagi ekonomi terutama dampak sosial yang luar biasa," kata direktur eksekutif Core Indonesia dalam agenda daring bertajuk 'Tebar Hewan Kurban' yang digelar Dompet Dhuafa, Rabu (23/6).

Hendri menyampaikan, selama pandemi, sektor yang masih bertahan adalah pertanian secara luas, termasuk peternakan rakyat yang menyiapkan hewan kurban. Dalam data Badan Pusat Statistik (BPS), disebutkan, jumlah orang yang bekerja di sektor pertanian pun mengalami peningkatan.

"Unggul lebih dari 2 persen. Artinya ini sektor di mana siapapun bisa masuk dan menciptakan lapangan kerja bagi mereka yang tidak berpendidikan. Maka jika kelompok menengah atas yang jumlahya sangat besar, yang saya yakin ada lebih dari 100 juta orang atau 40 juta keluarga, belanja hewan kurban, maka ini sangat membantu," katanya.

Sebab, lanjut Hendri, kambing sebagai hewan yang paling banyak digunakan untuk berkurban, itu diternak di domestik dan bukan didapatkan melalui impor. Sehingga dampaknya akan sangat besar bagi ekonomi, terutama bagi para peternak-peternak kecil.

"Kalau ada 29 juta yang bekerja di sektor pertanian, yang antara lain adalah peternakan, lalu di sisi lain ada belanja kurban saat Idul Adha, maka akan ada sinyal optimisme bahwa sebenarnya ekonomi kita ini tidak sedang berhenti," tuturnya.

Bahkan, Hendri menambahkan, bila semua orang melakukan belanja produk dalam negeri, terutama untuk saat ini adalah belanja hewan kurban, maka ini menjadi upaya untuk menahan agar ekonomi Indonesia tidak terpuruk. Tentunya, sambil mencari kembali apa momentum yang bisa mendorong dan menyelamatkan ekonomi selama 2021 dari keterpurukan.

"Jadi, inilah saatnya untuk tidak menahan belanja kurban karena memiliki dampak bagi jutaan peternak di Indonesia. Dan ini menjadi harapan baru bahwa ekonomi Indonesia punya kesempatan pulih," ucapnya.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement