REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Minimnya daiyah yang tampil di media massa baik televisi maupun online karena banyak faktor.
Koordinator Bidang Dakwah Pimpinan Pusat Fatayat NU, Miftahul Janah, mengatakan dari sisi internal, di kalangan perempuan NU khususnya seringkali daiyah masih banyak yang merasa sungkan.
"Kalau bahasa pesantren sikap tawadu didahulukan. Yaitu sikap merasa belum yang terbaik. Sehingga mempersilakan mereka yang lebih mumpuni, untuk tampil,"ujar dia kepada Republika.co.id, Rabu (8/6).
Sedangkan secara eksternal, menurut Miftah, penyebabnya adalah media massa, khususnya TV yang belum banyak memberi kesempatan kepada daiyah-daiyah NU untuk tampil di media televisi.
Untuk itu, saat ini Fatayat terus melakukan pengkaderan internal yaitu memotivasi dan mendorong daiyah Fatayat untuk mau tampil dan membuat konten dakwah digital. Daiyah Fatayat juga melakukan pengkaderan kepada daiyah pemula di Majlis taklim dengan acuan modul yang dimiliki Fatayat.
"Daiyah Fatayat sudah banyak yang tampil, baik media TV juga dakwah digital di platform media sosial. Kami memang masih melakukan pendataan karena begitu banyak tersebar di seluruh Indonesia bahkan luar Negeri, meski tidak disematkan nama Fatayat di bawah nama mereka ketika tampil," jelas dia.
Miftah juga menambahkan sebenarnya angat penting berdakwah yang tidak saja kepada keluarga namun juga dakwah keluar kepada publik. Hal ini bagian dari cara perempuan daiyah Fatayat turut serta membangun karakter atau akhlaq anak bangsa.
Banyak sekali program yang dikembangkan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas daiyah Fatayat di antaranya peningkatan kemampuan daiyah dalam berdakwah, membuat modul dakwah, meningkatkan kapasitas, kapabilitas, dan jaringan serta mendorong daiyah membuat konten di media massa dan media sosial mainstreaming.