Rabu 26 May 2021 05:32 WIB

Berakhlak dalam Bermedsos

saat ini masyarakat Indonesia sangat mudah percaya opini yang ada di media sosial.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Ani Nursalikah
Berakhlak dalam Bermedsos
Foto:

"Kata-kata yang indah dan bujukan mengaminkan dan mengikuti sebuah kebenaran versi mereka, mereka bungkus dalam opini yang indah, tetapi sebenarnya cukup menyesatkan," kata Kiai Masyhuril yang juga ketua umum PB Al Washliyah dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Senin (24/5). 

Kiai Masyhuril meminta masyarakat tidak mudah percaya atau meyakini begitu saja berbagai macam opini atau tanggapan pendapat, dan berita-berita yang berseliweran di media sosial. "Masyarakat harus cerdas dalam menilai itu semua, agar tidak mudah terpancing untuk berargumen dengan pihak lain dengan hanya mendebatkan sebuah pepesan kosong dikarenakan menelan bulat-bulat pembentukan opini yang belum jelas kebenarannya (hoaks) tersebut," katanya.

Dengan kesadaran tidak mudah terpancing dengan opini dan kabar berita hoaks di media sosial, menurutnya hal itu akan menghilangkan saling caci, adu domba dan sikap amoral lainnya. "Penanaman akhlak dan bertabayyun di dalam bermedia sosial memang sangat diperlukan. Berakhlak dan bertabayyun dalam dunia virtual memang menjadi sebuah kewajiban, agar tidak ada lagi pembiasan makna yang sifatnya mengadu domba, agar tidak ada lagi cacian dan makian yang tidak beradab," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement