REPUBLIKA.CO.ID, CHARLOTTE -- Umat Muslim di kota Charlotte, Karolina Utara, Amerika Serikat tengah waspada setelah adanya ancaman yang diterima Pusat Islam Karolina (ISC) beberapa hari lalu. Seseorang yang menyebut dirinya anak pilihan setan akan mengubah semua masjid di kota itu akan menjadi debu.
Juru bicara ISC, Jibril Hough mengatakan sebuah email yang masuk menuliskan pesan ancaman. Tertulis bahwa setiap masjid di kota itu akan berubah menjadi debu. Hough lebih lanjut memaparkan isi email itu, di mana pengirim email menyebut dirinya sebagai anak setan yang tak bisa dihentikan siapapun termasuk FBI dan militer.
"Setiap masjid di sini akan berubah menjadi debu. Anda Islam tidak punya hak di negara ini. Anak-anak dan wanita anda adalah milik kami. Tidak ada Walikota, polisi, FBI, CIA atau militer yang dapat menghentikanku. Saya anak pilihan setan. Dan semua ajaran agama, bahkan Allah tidak akan ada lagi. Saya punya kekuatan menggantikan presiden Amerika Serikat," tulis email itu seperti dilansir WBTV pada Senin (24/5).
Sementara itu FBI menilai pesan email itu belum mencapai tingkat ancaman yang dapat ditangani oleh FBI termasuk dalam menangkap pengirimnya. Dewan Hubungan Amerika Islam Washington DC meminta penegak hukum, negara bagian dan federal untuk menyelidiki email tersebut.
Hough mengatakan dia mendukung hak Amandemen Pertama setiap orang, tetapi dia merasa penegak hukum setidaknya dapat mendatangi orang yang mengirim email dan menanyakan mengapa dia mengirim email itu ke Pusat Islam Karolina. Namun respon FBI tidak memuaskan.
“Secara pribadi, saya pikir itu seseorang yang harus diselidiki. Dan kami telah melihatnya berkali-kali. Mereka (FBI) tidak menanggapi ancaman ini dengan cukup serius," katanya.
Hough mengatakan Islamic Center tidak tahu di mana pria itu tinggal.Hough mengatakan email tersebut jelas merupakan ancaman.
"Ini adalah ancaman di banyak tingkatan yang berbeda. Di suatu tempat surat itu mengatakan singkirkan semua Muslim. Dan kami telah menjadi salah satu target. Apakah itu berarti kita akan bersembunyi atau tidak pergi ke masjid? Tidak. Tapi itu hanyalah pengingat bahwa kami adalah target, dan kami harus tetap waspada semampu kami," katanya.