Jumat 21 May 2021 12:06 WIB

Dokter Hindu Bacakan Syahadat Bagi Pasien Covid-19 Sekarat

Dokter Hindu membantu pasien mengucapkan kalimat syahadat menjelang kematiannya

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Esthi Maharani
Dua Kalimat Syahadat (ilustrasi).
Foto: kaligrafibambu.com
Dua Kalimat Syahadat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, KOZHIKODE -- Pujian dan berkah mengalir untuk seorang dokter wanita Hindu yang membantu seorang pasien Covid-19 sekarat di Pattambi, Kerala, India. Sang dokter, Rekha Krishna, membantu pasiennya mengucapkan kalimat syahadat menjelang kematiannya di sebuah rumah sakit swasta.

Pasien yang menderita pneumonia Covid-19 ini diketahui telah menggunakan ventilator selama lebih dari dua minggu. Tidak ada kerabat yang diizinkan berada di ICU untuk menemaninya.

"Pasien dikeluarkan dari ventilator pada 17 Mei karena kondisinya memburuk. Karena dokter merasa sangat sedikit yang dapat mereka lakukan dalam kondisi seperti itu, kami menginformasikan situasinya kepada kerabat," kata Dr Rekha Krishna, dikutip di New Indian Express, Jumat (21/5).

Ia pun berinisiatif mendekati ranjang sang pasien karena merasa dia mengalami beberapa masalah untuk meninggalkan duniawi. Kemudian, perlahan-lahan ia melafalkan kalimat syahadat di telinganya. Tak lama setelah itu, ia bisa melihat sang pasien mengambil napas dalam-dalam dan kemudian gerakan dadanya menjadi datar.

Dr Rekha mengaku tindakan yang ia lakukan itu tidak direncanakan. Hal tersebut terjadi secara mendadak.

"Saya lahir dan besar di Dubai dan saya tahu adat istiadat dan praktik yang diikuti oleh umat Islam," katanya.

Dokter itu juga mengatakan, dia hanya membalas rasa hormat dan kepercayaan yang ia terima selama tinggal di Dubai. Selama di sana, ia tidak pernah merasakan diskriminasi karena keyakinannya. Ia dibesarkan di lingkungan di mana setiap agama dihormati dengan sama besar.

Ia juga menyebut apa yang dilakukan bukanlah sebuah isyarat religius, melainkan tindakan yang manusiawi. Masalah utama yang dialami pasien Covid-19 adalah mereka merasa kesepian dan terisolasi.

"Petugas kesehatan adalah satu-satunya kontak bagi mereka tanpa keluarga. Kita harus melakukan semua yang kita bisa untuk membantu pasien," kata dia.

Sebagai orang yang tahu bahasa Arab, Dr Rekha melafalkan doa tersebut dengan sepenuhnya memahami maknanya. Ia pun tidak berniat memublikasikan tindakan yang telah ia lakukan.

Dia hanya berbagi kejadian itu dengan sesama dokter di rumah sakit sambil menceritakan pengalaman luar biasa selama masa Covid-19.

Namun, kabar perihal kejadian tersebut sampai ke lebih banyak orang setelah rekan dokternya menulis tentang hal itu di media sosial. Unggahan ini kemudian menjadi viral.

Banyak ulama lantas mengucapkan selamat dan pujian kepada dokter tersebut karena berinisiatif melakukan adat yang biasa dilakukan oleh kerabat.

Seorang cendekiawan Sunni, Abdul Hameed Faizi Ambalakkadavu, menyebut berita itu menggembirakan, terutama saat seseorang dipukuli sampai mati karena agama mereka. Dokter itu telah memberikan contoh baru bagi negara.

Dalam unggahan di Facebook, ia menyebut "Nabi telah membukakan pintu masjid di Madinah untuk delegasi Kristen dari Najran untuk menjalankan ibadah mereka. Ini adalah pendekatan Islam terhadap agama lain. Kami sangat berharap mereka yang memupuk kebencian terhadap Islam dan Muslim mendapat kesempatan untuk mempelajari agama kami". 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement