Rabu 19 May 2021 16:43 WIB

Ustaz Maulana: Taat Prokes Tangkal Covid-19

Taat terhadap prokes merupakan bagian dari tanggung jawab menangkal Covid-19

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: A.Syalaby Ichsan
Ustadz Maulana
Foto: Dok SBBI
Ustadz Maulana

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pendakwah televisi Ustaz Muhammad Nur Maulana atau lebih akrab disapa Ustaz Maulana mengingatkan pentingnya menaati protokol kesehatan demi kepentingan bersama. Ustaz Maulana menegaskan, taat kepada prokes merupakan bagian dari tanggung jawab untuk menangkal lonjakan virus Covid-19.

Dia juga menyarankan agar masyarakat mengambil pembelajaran dari situasi dan cara penanganan yang diterapkan negara-negara lain agar pandemi tidak semakin memburuk. “Pemerintah sudah mengimbau untuk selalu menjalankan protokol kesehatan demi kebaikan bersama, agar tidak terjadi gelombang selanjutnya,” ujar dai asal Makassar ini kepada Republika, Rabu (19/5). 

Dia menjelaskan, Rasulullah SAW juga selalu mengajarkan agar menghindari segala sesuatu yang dapat membahayakan diri sendiri maupun orang lain. Menjaga jiwa, nyawa dan kesehatan, juga merupakan perintah agama, sambungnya, meski tak sedikit orang yang keliru, memaksakan melakukan kebaikan dan mengesampingkan keselamatannya.  

“Berusaha mendapatkan kebaikan dan mengesampingkan keselamatan dan kesehatan,  sebenarnya dilarang oleh agama karena beresiko membahayakan diri sendiri maupun orang lain,” tegas dia.

“Dalam hal ini imbauan saya untuk masyarakat, mari kita taati himbauan pemerintah dan pencegahan terbaik adalah menaati protokol kesehatan yang berlaku, memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak sosial,”kata dia.

Meski hari raya selalu identik dengan budaya silahturahim, dia menjelaskan, pandemi mengharuskan warga untuk beradaptasi dengan keadaan, salah satunya dengan silahturami virtual. Jika merujuk pada syariat agama, Islam juga memberikan solusi serupa dalam pelaksanaan haji, dimana jamaah yang tidak memungkinkan menyentuh atau mencium hajar aswad, hanya perlu mengangkat tangannya lalu menciumnya, sebagai ganti dari ketidaksanggupannya untuk mencium hajar aswad secara langsung. 

“Maksudnya adalah, Islam memberikan keringanan bagi mereka yang tidak memungkinkan mencium langsung Hajar aswad, ini adalah solusi yang diberikan agama, karena Allah SWT tidak mungkin menguji hamba-Nya diatas kemampuannya. Jadi tidak perlu memaksakan diri terlebih jika itu berpotensi membahayakan diri,” jelasnya. 

Adapun solusi untuk mengobati kerinduan untuk bertemu keluarga di kampung halaman, berdasarkan saran Rasulullah SAW adalah berdoa, mendoakan kebaikan orang tua dan keluarga. Bersedekah atas nama orang tua atau orang yang sangat ingin kita kunjungi juga dapat menjadi solusi peredam rindu. Terakhir, merajut silahturahim dengan saudara atau keluarga terdekat, masih berada di satu wilayah. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement