REPUBLIKA.CO.ID,
Oleh KH Dr Moch Bukhori Muslim, Lc MA, Sekretaris LD PBNU
السلام عليكم و رحمة الله و بركاته
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ (3×) اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا، وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا، وَ سُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَّ أَصِيْلًا لَااِلهَ اِلَّا اللهُ وَ اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَ للهِ الْحَمْدُ. اَلْحَمْدُ للهِ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَّا اِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا نَبِيَ بَعْدَهُ. اللّهُمَّ صَلِّ وِسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلى سَيِدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.
أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ
Saudara-Saudara kaum muslimin yang berbahagia!
Hari Raya Idul Fitri adalah hari kembalinya jiwa kita pada kesucian, setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa. Hari ini adalah hari untuk mengumandangkan takbir, mengagungkan dan membesarkan asma Allah SWT.
الله أكبر الله أكبر (3×) ولله الحمد
Allah SWT. adalah Dzat yang Maha Agung dari segala kekuatan yang ada di alam ini. Keagungan Allah lebih besar dari segalanya.
Islam mengajarkan kita agar senantiasa bertakbir, mengagungkan asma Allah yang suci. Saat adzan, kita mengucapkan takbir, membesarkan nama Allah. Pada waktu iqamah kita mengucapkan takbir. Ketika memulai shalat kita bertakbir, pada saat bayi lahir kita kumandangkan takbir di telinganya. Sejak kemarin sore hingga khatib naik mimbar kita mengucapkan takbir berulang-ulang dengan suara lantang dan keras utuk mengagungkan dan mensucikan asma Allah yang Mulia.
الله أكبر الله أكبر (3×) ولله الحمد
Hari ini kita tidak lagi berpuasa. Kita bergembira seperti kegembiraan orang yang sedang berbuka puasa. Hari ini kita menikmati pahala kegimberaan atas anugrah Allah SWT. Selain itu kita masih menunggu kegembiraan yang lebih besar yaitu saat bertemu dengan Allah SWT. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW.
لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ بِفِطْرِهِ وَ إِذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ. “Orang yang berpuasa itu mempunyai dua macam kebahagiaan yang dirasakan, yaitu pada saat berbuka puasa dia bergembira dengan makanannya, dan kedua jika bertemu dengan Allah maka dia bergembira dengan puasanya.”
Allahu Akbar 3X Walillahil Hamdu. Saudara-saudara kaum Muslimin yang berbahagia!
Tujuan utama Allah memerintahkan kepada umat-Nya untuk berpuasa adalah agar manusia menjadi orang-orang yang bertakwa.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (QS Al Baqarah 183)
Allahu Akbar 3X Walillahil Hamdu. Hadirin yang berbahagia.
Untuk menjadi seorang muttaqin yang sejati, maka diantaranya kita harus memiliki beberapa karakter yang disebutkan oleh Allah dalam Alquran surat Ali Imran ayat 134-135:
الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكٰظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ وَالَّذِيْنَ اِذَا فَعَلُوْا فَاحِشَةً اَوْ ظَلَمُوْٓا اَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللّٰهَ فَاسْتَغْفَرُوْا لِذُنُوْبِهِمْۗ وَمَنْ يَّغْفِرُ الذُّنُوْبَ اِلَّا اللّٰهُ ۗ وَلَمْ يُصِرُّوْا عَلٰى مَا فَعَلُوْا وَهُمْ يَعْلَمُوْنَ
"(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui." (QS Ali Imran 134-135). Pada ayat di atas, dijelaskan, paling tidak ada lima ciri orang yang bertakwa:
- Berinfaq atau bersedekah Ketika lapang atau sempit
- Menahan marah
- Suka memaafkan
- Berbuat ihsan
- Segera bertaubat