REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Sembilan tahun lamanya Putri (12) dan kakaknya Alfian (16) menyaksikan satu peristiwa yang amat berat. Tempat tinggal satu-satunya di Pulau Panjang Barat, Batam, ludes dilalap sijago merah.
Sang ibu, Salbiyah tak pernah menyangka bahwa pada akhirnya mereka kehilangan rumah tempat bernaung dan berteduh yang sebelumnya mereka mereka telah kehilangan tulang punggung keluarga, yakni sang suami.
"Sejak kebakaran itu, ibu kembali ke rumah nenek, sementara saya berpindah-pindah dari rumah satu kerabat ke rumah kerabat yang lain," tutur Putri yang kini telah berusia 21 tahun saat BMH datang ke kediamannya yang terbakar itu, Jumat (23/4).
Hal itu karena kesulitan ekonomi yang dialami keluarga Ibu Salbiyah. "Sebab jangankan membangun kembali rumah yang tinggal dinding, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja, Ibu Salbiyah harus memeras keringat dengan berjualan di sekitar Jembatan Barelang, Batam," kata Ketua BMH Perwakilan Kepulauan Riau, Abdul Aziz dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Laznas BMH datang ke lokasi kediaman Ibu Salbiyah dan kedua anaknya untuk menyalurkan bantuan program bedah rumah senilai Rp 50 juta.
Putri yang dipercaya sang ibu menyampaikan sepatah kata dari pihak keluarga tak kuasa membendung air mata kebahagiaannya. Putri tak sanggup berkata-kata.
"Insya Allah rumah ini akan menjadi kado terindah di hari lebaran untuk Ibu Salbiyah dan keluarga, ini adalah buah kesabaran dan keteguhan selama sembilan tahun membesarkan anak-anaknya di tengah kondisi ekonomi yang pas-pasan dan tidak menentu," ujar Abdul Aziz yang didampingi Ibu Salbiyah dan anak-anaknya serta beberapa warga.
Dalam situasi itu, Abdul Aziz pun tak mampu bertutur kata lebih. Ia juga sempat hanyut oleh kondisi yang terjadi. Air matanya turut menetes dan itulah akhir dari sambutannya.
BMH menargetkan sepekan sebelum gema takbir Hari Raya Idul Fitri 1442 H dikumandangkan, ibu Salbiyah dan anak-anaknya sudah bisa menempati kembali rumah mereka dan merayakan lebaran dengan gembira dan bahagia.
"Setelah rumah ini selesai, kami akan mengupayakan modal usaha untuk ibu Salbiyah sebagai pemberdayaan ekonomi agar keluarga ini dapat hidup layak," imbuh Abdul Aziz.
Untuk tiba ke kediaman Ibu Salbiyah di Pulau Panjang Barat, BMH berangkat dari Kota Batam dan memakan waktu tempuh selama 20 menit menggunakan perahu bermesin tunggal. Sekalipun tidak begitu jauh di pulau yang dihuni 110 KK itu masih terbilang tertinggal dari sisi informasi dan akses lainnya.