Qureshi mengatakan, banyak klien Muslimnya merasa mereka harus melepaskan makanan budaya mereka untuk makan sehat. Sehingga Qureshi mencoba membalikkan perspektif ini. Di keluarganya, misalnya, Ramadhan adalah waktu untuk bereksperimen dengan beragam hidangan di buku masak keluarga.
"Saya berasal dari latar belakang campuran Afrika Utara, Pakistan, dan Quebec, jadi buka puasa hari Rabu bisa menjadi sup tajine sementara pada hari Kamis kita mungkin makan korma ayam," tuturnya.
Sahla Denton (21 tahun), adalah Muslim keturunan setengah Meksiko dan setengah Jamaika. Dia tumbuh dengan kedua budaya itu secara setara.
"Tetapi saya juga Muslim, yang berpengaruh besar pada gaya hidup keluarga saya. Karena kami berasal dari latar belakang etnis yang berbeda, kami tidak memiliki banyak tradisi yang dimiliki keluarga Muslim lainnya, jadi kami membuat banyak tradisi kami sendiri," katanya.