REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON--Nasib para petani di Indonesia saat ini belum seluruhnya sejahtera. Padahal, hampir sebagian rakyat Indonesia bekerja di sektor tersebut. Biaya yang tinggi dan manajemen penghasilan yang lemah, membuat mereka menjadi kewalahan.
Melihat kondisi itu, Dompet Dhuafa pun mengalokasikan sebagian amanah donatur untuk menggarap potensi tersebut. Dompet Dhuafa bersama Koperasi Masjid Al Muhtadin (MAM) saat ini telah berkolaborasi dengan 173 petani.
Kolaborasi itupun membuahkan hasil dengan dilakukannya panen perdana padi seluas 200 hektare di Desa Guwa Lor, Kecamatan Kaliwedi, Kabupaten Cirebon, Ahad (11/4). Dengan taksiran hasil panen sebanyak 10,5 ton per hektare, maka total panen yang diperoleh sekitar 2.100 ton.
‘’Ini merupakan pilot project pertama Dompet Dhuafa dengan Koperasi MAM. Melalui kolaborasi ini, kami bawa sistem baru untuk menumbuhkan kesejahteraan perekonomian berbasis pertanian,’’ kata Direktur Pemberdayaan & Pengembangan Ekonomi Dompet Dhuafa, Dhoni Marlan, dalam siaran persnya yang diterima Republika, Senin (12/4).
Social Trust Fund (STF) Dompet Dhuafa bersama Koperasi MAM memberdayakan 173 petani setempat untuk menggarap 200 hektare sawah. Selain memberikan akses petani dalam pembiayaan, program zakat produktif juga berdampak menstabilkan harga hasil panen. Dengan demikian, bisa memangkas sistem ijon dan menguatkan kolaborasi antarpenggerak dalam mensejahterahkan petani.
Dompet Dhuafa melalui program Social Trust Fund (STF), menggulirkan modal usaha dalam memajukan dan memberdayakan masyarakat untuk menggarap lahan 1.000 hektare. Program itu untuk mendukung program ketahanan pangan.
Program dilaksanakan dengan mengusung konsep perpaduan antara bisnis sosial dengan pengelolaan dana sosial. Langkah tersebut mampu memangkas tata niaga yang panjang dan merugikan.
Sementara itu, Ketua DKM yang juga Ketua Koperasi Al Muhtadin, Syahrudin, mengaku senang dengan adanya kolaborasi yang dilakukan bersama Dompet Dhuafa. Dalam menjalankan program tersebut, Dompet Dhuafa memberikan modal untuk produksi. Sedankan Koperasi MAM yang mengelola sampai panen lagi.
‘’Lima persen dari hasil panen nantinya disalurkan untuk berzakat memberdayakan sesama. Sehingga lebih meningkatkan ekonomi masyarakat,’’ terang Syahrudin.
Hal senada diungkapkan Kepala Desa Guwa Lor, Matsudi. Dia pun bersyukur program tersebut sangat bermanfaat bagi warganya.‘’Karena mereka dapat memenuhi perekonomian keluarga sekaligus menjalankan perintah agama untuk berzakat,’’ tandas Matsudi.