REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Seorang Muslim yang memiliki tingkat keimanan atau maqom yang tinggi, melaksanakan ibadah yang terbaik, bermanfaat dan paling layak untuk dirinya. Salah satu bentuk ibadah terbaik ialah ibadah yang paling bermanfaat dan paling sulit bagi dirinya
Apa yang dimaksud ibadah tersulit dan paling bermanfaaat? Menurut Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam Madarij As Salikin Baina Manazil Iyyaka Na’budu wa Iyyaka Nasta’in, menjelaskan jenis ibadah ini ialah ibadah yang menjauhkan dari hal-hal yang sangat diinginkan. Dan ini adalah ibadah yang sejati.
Besar kecilnya pahala yang diperoleh seorang Muslim itu tergantung pada tingkat kesulitannya. Mereka mengatakan bahwa amalan yang paling utama untuk dikerjakan adalah sesuatu yang paling dibencinya. Artinya adalah amalan yang paling sulit.
Karenanya, merekalah orang-orang yang berjuang dan berusaha mengalahkan hawa nafsunya. Jiwa seorang Muslim tidak akan bangkit dengan melakukan berbagai kemalasan, dan penghinaan, kecuali, jika jiwa tersebut siap berhadapan dengan ketakutan dan menanggung kesulitan.
Ibadah lain yang diutamakan untuk dikerjakan, adalah zuhud terhadap dunia, dan menghilangkan keinginan yang bersifat duniawi. Mereka bermaksud untuk mengabdikan hatinya untuk Allah SWT, mengosongkan hati untuk mengisinya dengan rasa cinta kepada Allah SWT secara penuh.
Selain itu, jenis ibadah terbaik lainnya yaitu mengerjakan sesuatu untuk mencapai keridhaan Allah SWT setiap saat, sesuai waktu yang diperlukan dan tugasnya. Misalnya, memenuhi hak istri dan keluarga, memenuhi hak tamu yang datang.
Termasuk juga meninggalkan apa yang sedang dikerjakan saat mendengar adzan, lalu segera menunaikan kewajiban shalat dengan khusyu dan dengan cara yang semaksimal mungkin misalnya shalat di awal waktu di masjid secara berjamaah. Tentu saja ini jauh lebih utama.
Sumber: islamweb