Jumat 02 Apr 2021 10:03 WIB

Studi: Ramadhan Saat Pandemi di Inggris tidak Merugikan

Ibadah Ramadhan tidak memiliki efek merugikan pada kematian akibat Covid-19.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Studi: Ramadhan Saat Pandemi di Inggris tidak Merugikan. Jamaah masjid Al Abbas Islamic Center, Balsal Heath,  Birmingham Inggris menerima suntikan vaksin Covid-19, Kamis (21/1). Diharapkan sekitar 300 hingga 500 orang menerima vaksin di tempat ini.REUTERS/Carl Recine
Foto:

"Persepsi semacam itu muncul atas prasangka, dirancang untuk mengkambinghitamkan komunitas Muslim dan mengalihkan perhatian dari ketidaksetaraan kesehatan struktural yang lebih luas yang dihadapi Muslim dan kelompok-kelompok marjinal lainnya," kata Juru Bicara MCB Omar Begg.

Laporan ini disampaikan kurang dari dua minggu sebelum Ramadhan tahun ini yang dijadwalkan dimulai pada 13 April. Begg lantas berharap Ramadhan kali ini terbebas dari asumsi. Tindakan pragmatis perlu diambil pada tingkat kebijakan untuk mengatasi penyebab ketidaksetaraan yang disoroti pandemi.

Waqar lantas meminta Muslim Inggris mempraktikkan setiap tindakan pencegahan selama bulan suci tahun ini. Hal ini tetap perlu meski ada pengurangan penguncian di Inggris dan penurunan tingkat infeksi, didukung kampanye vaksinasi massal yang cepat.

Departemen Kesehatan dan Perawatan Sosial (DHSC) Inggris lantas diminta untuk mengomentari laporan tersebut. Juru bicara pemerintah tidak menanggapi temuan laporan tersebut secara langsung.

Di sisi lain, mereka mengatakan ada bukti jelas jika Covid-19 telah berdampak secara tidak proporsional pada kelompok tertentu. "Kami melakukan segala yang kami bisa untuk melindungi dan meminimalkan risiko bagi individu dan komunitas yang paling rentan," kata juru bicara itu.

Sebagai bagian dari upaya itu, ia disebut telah bekerja tanpa lelah memberi nasihat dan informasi tentang manfaat vaksinasi serta bagaimana cara suatu komunitas bisa mendapatkan suntikan vaksin.

 

https://www.aljazeera.com/news/2021/4/1/ramadan-covid-fasting

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement