Muhaimin juga menyampaikan, prokes dan SOP pencegahan yang sudah berjalan dan harus dipatuhi jamaah, seperti wajib memakai masker dan cuci tangan dengan bersih. Untuk jumlah jamaah bakal dilakukan pembatasan dengan pertimbangan menekan sekecil mungkin risiko penularan.
Jumlah jamaah sholat tarawih akan dibatasi hanya 30 persen dari kapasitas masjid. “Misalnya, jika kapasitas masjid mencapai 2.000 jamaah, maka akan dibatasi sebanyak 500 hingga 600 jamaah saja,” jelasnya.
Untuk kegiatan pengajian pun demikian. “Pada prinsipnya, masjid Agung Semarang akan melaksanakan kegiatan amaliah di bulan suci Ramadhan, tetapi tetap mengedepankan prokes dan SOP pencegahan,” katanya.
Muhaimin mengatakan pengurus Masjid Agung Semarang saat ini sudah menyiapkan relawan. Mereka akan diberikan tanda khusus untuk mengatur jamaah mulai dari tiba, selama berkegiatan, dan saat meninggalkan masjid.
Para relawan akan memastikan jamaah telah melaksanakan protokol kesehatan dan SOP pencegahan, seperti mengingatkan jamaah yang tidak memakai masker, mengarahkan jamaah untuk mencuci tangan dan mengarahkan jamaah ke tempat- tempat yang sudah ditandai, baik di tempat sholat maupun tempat pengajian.