REPUBLIKA.CO.ID, MOGADISHU – Saynab Abdikarin (28 tahun) menjadi sopir bajaj Muslimah pertama di Mogadishu, Somalia.
Hal ini dia lakukan demi mencari sesuap nasi. Dia biasa mengemudikan bajajnya di ibu kota konservatif Somalia. “Saya percaya pekerjaan apa pun yang bisa dilakukan pria juga bisa dilakukan oleh perempuan,” kata Saynab.
Ibu dari lima anak itu menjadi sopir bajaj setelah sang suami menggalkan dia sejak 10 bulan lalu. Dia mengaku tidak memiliki siapa pun yang mendukungnya. “Jika salah satu anak saya tidak enak badan, saya tidak memiliki seorang pun untuk membantu saya. Saya bekerja untuk anak-anak saya,” ujar dia.
Sebagai sopir bajaj perempuan, ada segelintir tantangan yang harus dia hadapi. Misal, beberapa pria yang tidak mendukung pekerjaannya dan mengatakan perempuan seharusnya di rumah dan tidak bekerja. Selain itu, sebagai sopir bajaj tak terlepas dari bahaya di Mogadishu.
Pada April 2019, tiga orang tewas karena ditembak petugas keamanan saat protes yang diramaikan ratusan pengemudi atas pembunuhan seorang sopir bajaj.
Sopir bajaj juga terjebak dalam serangan oleh kelompok bersenjata al-Shabab yang pejuangnya sering menargetkan pos pemeriksaan keamanan. Pada 13 Februari, tujuh sopir bajaj terluka di sebuah pos pemeriksaan selama pemboman bunuh diri.
Menanggapi itu, pemerintah telah menutup beberapa jalan di Mogadishu. Keputusan tersebut merugikan Saynab dan rekan-rekannya secara finansial. Mereka menyerukan agar pihak berwenang menghentikan kebijakan itu.
Salah seorang penumpang Saynab, Safiya Ali mengatakan....