REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Nusantara Foundation Imam Shamsi Ali ikut mengutuk secara terbuka aksi bom bunuh diri yang terjadi di kotanya tinggal, Makassar, Sulawesi Selatan. Menurut Imam di Kota New York, Amerika Serikat ini, bom bunuh diri itu terkutuk terlebih dilakukan saat Nisfu Sya’ban dengan menargetkan rumah ibadah dan bertujuan menghilangkan nyawa rakyat sipil.
Shamsi Ali juga menegaskan, Islam benar-benar melindungi rumah ibadah terlebih pada masa damai. “Jangankan di sebuah tempat dan waktu yang damai. Di saat peperangan saja, semua rumah ibadah, gereja, sinagog, kuil maupun pura, mendapat perlindungan dari upaya pengrusakan. Seperti yang ditegaskan dalam Al-Quran (QS Al-Hajj: 40),”ujar dia lewat keterangan tertulis kepada Republika.co.id.
Dia menjelaskan, tindakan teror seperti di Makassar jelas merupakan pengrusakan. Aksi itu merusak perdamaian, pengrusakan kepada dunia, merusak hubungan antar manusia, bahkan merusak kehidupan manusia itu sendiri. “Dan Allah membenci mereka yang melakukan kerusakan” (lihat Al-Qashas: 77).
Karena itu, Shamsi Ali menegaskan, pihaknya mengutuk kejadian bom di Kota Anging Mammiri siapa pun pelakunya, siapapun tergetnya, dan apapun tujuannya. Dia juga mengajak semua pihak untuk menahan diri dari “finger pointing” (melempar tuduhan) kepada agama dan kelompok agama tertentu. “Karena sesungguhnya kejadian-kejadian terakhir di dunia kita, termasuk di Amerika, membuka mata dunia bahwa kekerasan dan terorisme bisa dilakukan oleh dan menarget siapa saja,”jelas dia.
Menurut Shamsi Ali, terorisme tidak mengenal batas-batas agama karena terorisme memang tidak mengenal agama, bahkan tidak beragama. “Saya juga mengajak kita semua untuk menjadikan radikalisme dan terorisme sebagai musuh bersama kemanusiaan kita. Sekaligus bersama-sama memerangi semua “akar” kekerasan dan terorisme, termasuk ketidak adilan yang masih mendominasi dunia kita,”jelas dia.