Selain nyamuk dalam Al Baqarah ayat 26, Allah juga memberikan perumpamaan lain seperti zubab yang berarti lalat pada surat al Hajj ayat 73 atau juga laba-laba pada surat Al Ankabut ayat 41. Seandainya orang Yahudi itu mengetahui maksud perumpamaan itu, tentu mereka akan menyatakan bahwa perumpamaan dalam Alquran merupakan perumpamaan yang tepat dan benar.
Dalam Al Baqarah ayat 26, Allah dengan tegas menyatakan tak segan untuk membuat contoh dan perumpamaan dalam penjelasan informasinya dengan menggunakan perumpamaan seekor nyamuk atau bahkan lebih kecil dari itu. Orang yang beriman pasti dapat menerima keterangan ini, namun orang kafir dan munafik tak mau memahami tujuan Allah membuat perumpamaan semisal nyamuk dalam Alquran.
Mari sekilas kita menyelami hikmah dibalik penciptaan seekor nyamuk. Ada beberapa jenis nyamuk, seperti jenis anapheks atau anopheles yang hidup di air kotor, ini merupakan jenis nyamuk berbahaya yang menyebabkan malaria.
Ada juga jenis nyamuk Aedes aegypti yang hidup di air bersih dan menyebabkan demam berdarah. Namun ada juga nyamuk tak berbahaya seperti culex. Kekuasaan Allah yang telah menciptakan predator bagi nyamuk seperti cecak, karak, tokek dan lainnya.
Ketika mencoba memahami perikehidupan nyamuk, kita akan mengetahui betapa rumit dan kompleksnya sistem yang berjalan. Secara umum kita mengetahui makhluk ini adalah penghisap darah manusia dan binatang lainnya.
Akan tetapi, pengetahuan demikian ini tidak sepenuhnya benar. Karena tidak semua individu nyamuk hidup dari mengisap darah. Hanya nyamuk betina saja yang memerlukan darah dalam dietnya.