Selasa 23 Mar 2021 14:34 WIB

Anak Candu Gawai, Nasyiatul Aisyiyah Ingatkan Peran Keluarga

Nasyiatul Aisyiyah mengajak keluarga memiliki ikatan yang kuat.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Anak Candu Gawai, Nasyiatul Aisyiyah Ingatkan Peran Keluarga. Psikiater memeriksa pasien anak yang mengalami kecanduan gawai di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Jawa Barat, Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (18/3). Direktur RSJ Provinsi Jawa Barat Elly Marliyani mengatakan, jumlah pasien rawat jalan pada Klinik Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja RSJ Provinsi Jawa Barat pada bulan Januari hingga Februari 2021 sebanyak 14 pasien yang mengalami masalah kejiwaan dan lima pasien murni adiksi atau kecanduan penggunaan gawai. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto:

Diyah juga menyampaikan, Nasyiatul Aisyiyah tetap akan mengedukasi masyarakat tentang bahaya gawai dan melakukan penguatan kepada keluarga. Paling tidak keluarga di Nasyiatul Aisyiyah dan keluarga di lingkungan sekitar kader Nasyiatul Aisyiyah.

Nasyiatul Aisyiyah mengajak keluarga di seluruh Indonesia agar memiliki ikatan yang kuat. Serta bisa mendampingi dan mengasuh anak dengan tepat di masa pandemi.

"Karena pola pengasuhan yang selama ini kita anut itu gagal sekali diterapkan ketika pandemi, karena orang tua yang seharusnya sudah siap secara emosional, siap secara psikis, namun terguncang karena terdampak," jelasnya.

Selain itu, keluarga perlu mengembalikan istilah jam main anak, caranya dengan interaksi atau penyegaran di lingkungan sekitar. Tidak mesti dengan jalan-jalan atau rekreasi ke tempat yang jauh, yang terpenting anak-anak bisa eksplorasi diri dan lingkungan. Hal itu mungkin bisa sedikit mencegah anak kecanduan gawai dan gim.

"Ada beberapa pendapat yang mengatakan setelah masa pandemi ini kita akan kehilangan generasi karena mereka kehilangan waktu untuk berinteraksi dengan dunia luar selama masa pandemi ini, tapi saya meyakini ini bisa kita antisipasi, apabila orang tua itu juga tanggap dan bisa memenuhi hak anak dengan eksplorasi di lingkungan sekitar itu," jelas Diyah.

Diyah juga mengajak berbagai pihak menggerakkan literasi keluarga secara bersama-sama. Keluarga harus mengkaji, membaca dan menulis di masa pandemi ini. Supaya bisa berinteraksi dengan pengetahuan baru yang tidak dapat dari sekolah, tapi bisa juga didapat dari buku, televisi dan tempat lain. Kemudian pengetahuan itu implementasikan dalam kehidupan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement