Rabu 03 Mar 2021 05:15 WIB

Islam Menuntun Tammy Keluar dari Depresi Berat

Tammy menyadari kekeliruannya tentang Islam dan Muslim.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Mualaf/Ilustrasi
Foto:

"Siapa pun yang ingin membela Islam kepada saya, saya akan segera angkat suara. Saya bertindak seolah-olah saya tahu segalanya, dan saya sangat yakin pada diri saya sendiri, saya benar-benar berpikir saya tahu lebih baik daripada mereka. Tetapi sekarang, bertahun-tahun kemudian, saya menyadari saya tidak tahu apa-apa," ujarnya.

Sebelum mengenal Islam dengan baik, Tammy berasumsi seorang Muslim adalah seorang Arab. Satu-satunya gambaran dan opini yang ia miliki adalah apa yang dikatakan dan ditunjukkan Fox News kepadanya.

Dua puluh tahun kemudian, Tammy masih menjadi pemilih Partai Republik yang setia. Saat itu pula kedua putrinya baru saja lulus SMA. Tidak seperti di negara Muslim di mana anak tetap tinggal bersama orang tuanya hingga mereka menikah, putri Tammy justru pergi dan pindah dari rumah setelah lulus.

Seperti banyak anak Amerika, mereka sangat ingin memiliki kemerdekaan di luar aturan orang tua mereka. Pada saat mereka berusia 18 atau 19 tahun, mereka telah menemukan pekerjaan dan pindah ke apartemen mereka sendiri.

Di sanalah, Tammy berada di rumah besarnya sendiri dan semua yang telah ia kerjakan dan semua yang ia ketahui telah hilang. Yang ia tahu sebagai orang dewasa adalah bekerja keras, pulang ke rumah, membuat makan malam, membantu pekerjaan rumah, dengan banyak kebisingan. Namun kenyataannya, ia hanya tinggal di sebuah rumah yang kosong dan tenang.

"Ini adalah waktu yang sangat kelam bagiku. Saya kesulitan mengetahui siapa Tammy sebagai pribadi dan bukan hanya sebagai seorang ibu. Saya mengalami depresi berat," ujarnya.

Kondisi depresi membuatnya kehilangan pekerjaan. Saat itu pula, ia memutuskan ia harus membuat perubahan dalam hidupnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement