Dikutip Daily Sabah, Selasa (23/2), pada konferensi pers yang diadakan oleh Partai Konservatif Senin pagi sebelum pemungutan suara, seorang wanita Uighur menyebut dia menyaksikan pelecehan intimidasi, pemerkosaan, dan pelanggaran lainnya pada 2017.
“Tidak ada seorang pun yang harus mengalami kekejaman seperti itu,” kata Kalbinur Tursun melalui seorang penerjemah.
Menanggapi tuduhan itu, China menyangkal orang Uighur dianiaya. Televisi pemerintah menayangkan orang-orang Uighur di ruang kelas yang bersih, tersenyum, dan menikmati pelajaran yang disebut pusat pendidikan ulang.
Program indoktrinasi tersebut bertujuan membuat orang Uighur memuja Presiden China, Xi Jinping, dan mempelajari propaganda komunis. Selain itu, tenaga mereka dimanfaatkan untuk memproduksi barang-barang yang akan dijual di China dan internasional.
Mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo menyatakan, saat sebelum dia meninggalkan jabatannya, kebijakan China terhadap Muslim Xinjiang dan etnis minoritas merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan dan genosida. Sementara, penggantinya, Antony Blinken, mengulangi pernyataan itu pada hari pertamanya menjabat.
AP melaporkan, tahun lalu pemerintah China secara sistematis memaksakan sterilisasi dan aborsi terhadap Uighur dan wanita Muslim lainnya dan mengirim banyak orang ke kamp karena memiliki terlalu banyak anak. China menyangkal adanya pelanggaran dan menyatakan langkah yang diambil diperlukan untuk memerangi terorisme dan gerakan separatis.
https://www.dailysabah.com/world/americas/canada-recognizes-chinas-treatment-of-uighurs-as-genocide