REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH – Arab Saudi masuk dalam daftar 190 negara paling maju. Salah satu faktor pendukungnya yakni reformasi bersejarah di bidang pemberdayaan perempuan.
Dalam acara regular dewan eksekutif PBB, anggota Misi Tetap Arab Saudi untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Mona Alghamdi mengatakan pemberdayaan perempuan, kemajuan ekonomi, dan kesetaraan gender berada di garis depan reformasi.
“Terlepas dari tantangan besar yang telah diperburuk oleh pandemi Covid-19, Saudi terus bergerak dalam mencapai tujuan dan ambisinya yang berkaitan dengan pemberdayaan ekonomi perempuan. Saudi sedang menyaksikan reformasi dan transformasi besar,” kata Mona, dilansir Saudi Gazette, Kamis (18/2).
Arab Saudi telah memperkenalkan peraturan dan kebijakan untuk pemberdayaan perempuan Saudi, khususnya di bidang mobilitas, tempat kerja, kewirausahaan, dan pensiun.
“Kerajaan telah mengambil keputusan tegas untuk mengkriminalisasi pelecehan seksual di tempat kerja. Undang-undang dan hukuman pidana diberlakukan untuk melindungi perempuan dari diskriminasi gender dan pelecehan seksual,” ujar dia.
Lebih lanjut Mona mengatakan Arab Saudi mendorong perempuan untuk bersaing di sektor kewirausahaan dengan memperkenalkan amandemen hukum. Ini bertujuan guna melindungi perempuan dari diskriminasi di sektor kerja termasuk larangan diskriminasi gender untuk mengakses layanan keuangan dan pemecatan perempuan selama kehamilan dan cuti melahirkan.
“Kesetaraan usia pensiun merupakan salah satu reformasi terpenting yang dilaksanakan melalui penyetaraan usia pada 60 tahun. Ini berkontribusi pada perpanjangan masa kerja, memberikan manfaat dari semua tunjangan dan pembayaran. Kontribusi ini efektif bagi kemajuan perekonomian nasional,” kata dia.